multikulturalisme

11:03 PM

Kangennyaaaa, udah lama ocha ngga ngeblog lagi di sini :)
Keseharian emang masih gini-gini aja, stres sama tugas dan pr, sampai ngga ada waktu buat berbagi semua momen yang udah kelewat di blog ini :)

Anyway, selamat tahun baru!
Oke, emang udah telat banget sih ngucapinnya, tapi ya udahlah yaa, apa salahnya sih buat berbagi keceriaan? :D New year's eve tahun 2013 ini berkesan banget. Keluarga besar aku dari mama ngumpul semua di rumah aunty yang baru aja menikah dengan orang Afrika. Om Said (that African) juga ngundang keluarga sahabat sekaligus business partnernya buat merayakan new year's eve bareng-bareng.

Dan di sana aku baru sadar kalau keluargaku sangat multikultural.

Keluarga mama sebenernya keturunan suku Jawa, tapi lama tinggal di Sumatera jadi ya ngomongnya 'aku-kau'. Keluarga papa Tegal asli, sepupuku Putra yang baru dateng dari sana juga membuat suara yang kedengaran di rumah jadi kontras. Suami aunty yang berasal dari Afrika bikin seisi rumah jadi heterogen banget, ditambah adanya keluarga Khalifa (business partnernya om Said) yang memang udah dianggap keluarga juga.

Situasinya messy banget pas new year's eve. Golongan yang 'tua-tua' pada sibuk masak buat malamnya, golongan 'tengah' pada ngurusin bocah-bocah yang ribut sana sini, golongan 'bocah' pada asik main dan bikin rumah berantakan. Tapi tetep aja, mau bagaimanapun yang namanya kumpul sama keluarga tuh asik, hangat, dan bahagia.

(kiri atas-kanan bawah) Aku, Algo (keturunan Cina), Mba Ajeng, Anya, Putra (yang Jawa banget), Ilham, Javas, Deedee (si anak spesial), Danzel (si Afrika)


Aku dan Danzel


Algo dan Putra


Danzel dan Algo. Kontras sekali yaa?


Danzel (mangap) lol


Danzel -Mba Ajeng - Algo. idk why were they pose like this..


Algo wearing his tux, messing up in the center of my family. tsk tsk tsk


3...2...1.... HAPPY NEW YEAR 2013!!

Di kesempatan tahun baru kemarin itu pun, aku dapet sesuatu yang berharga. Bahwa multikulturalisme itu indah. Tuhan memang menciptaan kita berbeda-beda. It felt so amazing to be among of many people with different faces, skin, hair and language. Dalam multikulturalisme itu lah kita ditantang untuk bisa menghargai satu sama lain, menghormati orang yang berbeda budaya, warna kulit maupun bahasanya dengan kita. Bahwa kita semua saudara. Walaupun aku dan Om Said susah berkomunikasi karena perbedaan bahasa yang megharuskan kita untuk berbicara bahasa Inggris, dia tetap keluargaku. Walaupun Algo yang berkulit putih dan bermata sipit berbeda denganku, dia juga tetap sepupuku yang aku sayang dan nggak kukurangi sedikitpun kasihku kepadanya. Karena mau bagaimanapun juga, kita semua yang berada di dunia ini tetap satu. Kita keluarga.

Ternyata di tahun baru pun muncul juga pelajaran hidup yang baru untukku. "Jadikan setiap pengalaman itu pembelajaran", itu quotenya mama. Manusia memang ngga pernah berhenti untuk belajar, tanpa mereka sadari. 

ps: semoga ini cukup mewakilkan untuk menggambarkan sikap anti-diskriminasi :p hehehe