renungan

buat kesalahan sebanyak-banyaknya

5:56 PM

Gue mungkin dapet nilai terjelek hari ini. Skor 55 di biologi, emang butut banget, begitu juga di matematika. Beberapa temen banyak yang nanya juga, tumben aja kenapa gue dapet nilai segitu. Bawaan gue emang terlalu santai. Perlu diakui juga, kadang-kadang sindrom pemalas tingkat akut gue kambuh. Gue bisa liat temen-temen gue banyak yang down atau galau gara-gara remedial. Oke, gue juga sering, tapi langsung berlalu. Gak sampai galau berhari-hari, nyeselin apa yang udah lewat.

Banyak orang berpandangan pembelajaran di sekolah itu asal nilai gede doang. Arahnya pasti langsung ke mata pelajaran seperti fisika, matematika, seni, sains, dll. Yang gue gak suka, banyak juga orang yang mencap seseorang itu bodoh dari nilai akademiknya. Ada salah seorang temen gue yang nanya "emang kamu nggak belajar tadi malem?".

According to my perspectives, schools are not just about getting high scores at all of subjects and being at first rank. It's the place where we can try and learn something, and when we're wrong, we'll learn something from it. Something more important. Bukan pembelajaran akademik, tapi pembelajaran hidup. Pembelajaran akan rasa malu. Pembelajaran akan kesalahan yang lalu, karena dengan kesalahan, kita dituntut untuk lebih dewasa dan memperbaikinya. Mungkin nilai 55 emang nggak untuk dibanggakan, tapi dengan nilai itu, gue juga dapet hikmah yang baru. Bahwa dengan nilai yang nggak bagus itu, gue juga dapet motivasi dalam diri buat memperbaikinya. Untuk positive thinking, bahwa walaupun gue dapet 55, gue nggak merasa bodoh. Gue nggak bangga dapet nilai 55, tapi gue bangga bisa dapet hikmahnya dari situ. Gue juga baru sadar, disitulah letak pembelajarannya. In case, masih ada orang yang beranggapan bahwa orang yang remedial itu orang bodoh. Justru disitulah mereka belajar. Jadi kesimpulannya (menurut sudut pandang gue pribadi):

Buatlah kesalahan sebanyak-banyaknya.

Karena hari ini, apapun yang terjadi, adalah proses pembelajaran. Pelajaran hidup, yang akan aku jadikan bekal buat masa depan. Buat kesalahan sebanyak-banyaknya, karena secuil kesalahan akan menuntutku untuk lebih dewasa setiap detiknya. Buat kesalahan sebanyak-banyaknya, karena kesalahan terjadi untuk diperbaiki. Buat kesalahan sebanyak-banyaknya, supaya aku tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi esok hari.

There's still a half semester, anw.. :)

multikulturalisme

11:03 PM

Kangennyaaaa, udah lama ocha ngga ngeblog lagi di sini :)
Keseharian emang masih gini-gini aja, stres sama tugas dan pr, sampai ngga ada waktu buat berbagi semua momen yang udah kelewat di blog ini :)

Anyway, selamat tahun baru!
Oke, emang udah telat banget sih ngucapinnya, tapi ya udahlah yaa, apa salahnya sih buat berbagi keceriaan? :D New year's eve tahun 2013 ini berkesan banget. Keluarga besar aku dari mama ngumpul semua di rumah aunty yang baru aja menikah dengan orang Afrika. Om Said (that African) juga ngundang keluarga sahabat sekaligus business partnernya buat merayakan new year's eve bareng-bareng.

Dan di sana aku baru sadar kalau keluargaku sangat multikultural.

Keluarga mama sebenernya keturunan suku Jawa, tapi lama tinggal di Sumatera jadi ya ngomongnya 'aku-kau'. Keluarga papa Tegal asli, sepupuku Putra yang baru dateng dari sana juga membuat suara yang kedengaran di rumah jadi kontras. Suami aunty yang berasal dari Afrika bikin seisi rumah jadi heterogen banget, ditambah adanya keluarga Khalifa (business partnernya om Said) yang memang udah dianggap keluarga juga.

Situasinya messy banget pas new year's eve. Golongan yang 'tua-tua' pada sibuk masak buat malamnya, golongan 'tengah' pada ngurusin bocah-bocah yang ribut sana sini, golongan 'bocah' pada asik main dan bikin rumah berantakan. Tapi tetep aja, mau bagaimanapun yang namanya kumpul sama keluarga tuh asik, hangat, dan bahagia.

(kiri atas-kanan bawah) Aku, Algo (keturunan Cina), Mba Ajeng, Anya, Putra (yang Jawa banget), Ilham, Javas, Deedee (si anak spesial), Danzel (si Afrika)


Aku dan Danzel


Algo dan Putra


Danzel dan Algo. Kontras sekali yaa?


Danzel (mangap) lol


Danzel -Mba Ajeng - Algo. idk why were they pose like this..


Algo wearing his tux, messing up in the center of my family. tsk tsk tsk


3...2...1.... HAPPY NEW YEAR 2013!!

Di kesempatan tahun baru kemarin itu pun, aku dapet sesuatu yang berharga. Bahwa multikulturalisme itu indah. Tuhan memang menciptaan kita berbeda-beda. It felt so amazing to be among of many people with different faces, skin, hair and language. Dalam multikulturalisme itu lah kita ditantang untuk bisa menghargai satu sama lain, menghormati orang yang berbeda budaya, warna kulit maupun bahasanya dengan kita. Bahwa kita semua saudara. Walaupun aku dan Om Said susah berkomunikasi karena perbedaan bahasa yang megharuskan kita untuk berbicara bahasa Inggris, dia tetap keluargaku. Walaupun Algo yang berkulit putih dan bermata sipit berbeda denganku, dia juga tetap sepupuku yang aku sayang dan nggak kukurangi sedikitpun kasihku kepadanya. Karena mau bagaimanapun juga, kita semua yang berada di dunia ini tetap satu. Kita keluarga.

Ternyata di tahun baru pun muncul juga pelajaran hidup yang baru untukku. "Jadikan setiap pengalaman itu pembelajaran", itu quotenya mama. Manusia memang ngga pernah berhenti untuk belajar, tanpa mereka sadari. 

ps: semoga ini cukup mewakilkan untuk menggambarkan sikap anti-diskriminasi :p hehehe


being happy, no matter how old are you

9:08 AM

I woke up at 3.30 for sahur and prepared for school.. then i realized-- "It's my first anniversary woohooo :)"
He's such my mood-booster, actually. None of my thoughts guessing that he will be a part --unexpected part-- of my life, of my adolescence. The way he talk and the way he act just took my breath away. I have never getting butterflied by a guy before. I was.. being in love. I think it was normal. I mean, I'm an adolescence. People talk that adolescence is when you start getting interested with guys/girls, feeling so emotional, labil, wanting some attention from the people, getting worry about what clothes cool with you, or something like that. Everyone did it.

 I was so lucky with my childhood. Fyi, when i was 7, i was being laughed with my friends. Why? Because i played and slept with my dolls. They said, "Ew masa kecil kurang bahagia! Mainannya kayak anak kecil banget, sih". When i talked about that to my mum, she said "Don't mind it. Do what you like, provided it doesn't annoy people around you". I was still in my own world. Then i realized. That was my childhood. Yes, i was a child that time. They were the child too. They were pretending that they are mature enough to not playing the kids stuffs like i did. And now i can see how they were lamenting their unhappy childhood.

 Now i understand. There's no matter with how old are you and what you do. Provided it doesn't annoy people around you, just do what you wanted to do, and being happy.


art

4:12 PM


for in every adult there dwells the child that was - John Conolly

photograph and edited by ZaskiaOsya