thoughts

december

8:38 PM


December and I have always shared something remarkable
it might be both warm and cold, it might be melancholic, it might be breathtakingly enchanting
December and I have always shared the sweetest thing
it might be a peculiar coincidence, it might be a place, it might be a moment
December and I have always shared something historic
it might be a boy, it might be a self-realization, it might be a song

December and I... have always shared something only we both know and treasure




thoughts

give good

8:54 AM

"Puji Tuhan, Neng. Semoga diberkati selalu. Puji Tuhan, Puji Tuhan... Hati-hati di jalan ya Neng."


Suara mbaknya sampe bergetar. Nangis banget gue. Ditambah lanjut nyetir sendiri di mobil malem-malem, vibes sedihnya ngedukung pol. Kadang, buat gue duit dua puluh ribu hanya sekecil uang buat beli kopi. Malah di beberapa tempat, kopi aja bisa dua-tiga kali lipatnya. Tapi gue suka nggak sadar uang kopi gue bisa segitu berartinya buat orang lain yang mo makan aja mikir dua kali.. gila, langsung berasa egois dan songong banget gue! I don't have a job yet, i'm still financially depending on my parents, i have the luxury untuk gak mikir 2x buat beli makan dan milih mo makan apa, dan baru sadar kok kayaknya frekuensi gue memberi ke orang lain tuh ga sesering gue purchase an overpriced coffee di sbux. Gue kayak disadarkan lagi kalo things we do really matter to other people, the joy of giving to other people is just real.. dan sangat, sangat fulfilling

so today

le maudré

9:48 PM



hobi baru gue, baking, membuat gue berkeinginan buat ngebisnisis kue-kue buatan gue biar bisa dicicipin orang. gue excited banget! meskipun sejujurnya, ketimbang bikin kuenya, right at this moment gue lebih excited ngebangun brandnya. udah lama banget nggak pegang photoshop... kangen. photoshop & i have always been in a love-hate relationship. gue benci banget pernah jadi budak desain, tapi di saat yang sama gue cinta banget ngoprek-ngoprek elemen gambar, font, dan warna, hingga jadi kesatuan yang menurut gue oke diliat. i could spend hours religiously in front of my laptop, ignoring lunch and dinner, sampe materi virtual itu udah cukup memuaskan (buat gue). anyway, sejujurnya gue nggak tahu apakah dagangan gue ini akan berjalan sebagaimana mestinya atau engga... nggak tau juga apakah bahkan akan start atau ngga... nggak tau juga inti dari post ini apa... mungkin sebenernya gue cuma mau curhat aja kalo gue baru sadar, gue kangen berkutat dengan photoshop! gue selalu suka ngutak-ngatik elemen visual. gambar di atas adalah pilihan-pilihan avatar yang gue buat buat le maudré, merek yang akan gue pakai buat barang dagangan gue. gue sebenernya tau gambar yang mau gue pake, tapi gue seneng aja ngecollage-innya karena ternyata visually pleasing (buat gue). anyway, apa arti la maudre? it might sounds french (for the "le"), but it's actually not. maudré doesn't have any meaning. i just love its name. it reminds me of madré, bahasa Spanyol-nya ibu, tapi gue lebih suka pronunciation "mow-dre". pronunciation maudré juga sama dengan "modre" dalam bahasa Slovenia yang berarti "biru". do you think i should really start the business? ada nggak ya yang mau nyicipin kue buatan gue? 

thoughts

may 20

1:18 PM

it took a big leap of faith to let yourself love and be loved. the way i figured it out, love isn't always easy to feel. it's frightening and it's scary. sometimes it turns me to be insecure. it makes me lose my authority over my own emotions. it's a breeding ground for my anxious thoughts and feelings; in a way that it consumes me. it forms a constant battle on my own mind. i wanna run away. i want to keep close. you know he doesn't see you that way. but what if he does? you can't afford to be with someone. maybe i can. you're wasting your time. maybe it takes time. you're being irrational. nothing about love is rational. i don't want to. i don't want to either, but..

thoughts

things i'd like to teach to my kids

9:45 PM

someday, when i have kids.. i'd like to teach them one or two things about listening to other people.

first. people will always have opinion about us. sebagian besar dari opini-opini itu semua nggak harus dipikirin dan dijadikan alasan buat kita takut berekspresi. you feel like you wanna dance when you're happy? dance it out. you wanna color your hair blue? go for it. there'll always be people who like you, people who pretend that they like you, and people who just don't. we'll never be happy doing things when we're worrying the whole time thinking about other people's thoughts. eventually, we'll never be happy living our lives. their opinions don't matter, your happiness matter.

second. nggak perlu terlalu sering nanya tentang opini orang. apalagi sampai dijadiin validasi. terlalu banyak nanya pendapat orang perlahan bikin kita ngerasa nggak pernah pede dan berujung susah ngerasa yakin sama pilihan yang kita buat sendiri. don't depend your choice on anyone's opinion, you'll slowly lose yourself.

three. when we worry about other people's judgments too much, we'll become judgmental too. just let people be happy for what they're doing. let them be them and you just do you.

reminiscing

SMA

6:13 PM

This post is written based on my personal contemplation and experience during high school. Sekaligus jadi pesan buat adik-adik gue (yang technically gue gak punya sih wakakakak) dan anak gue nanti (masih lama sih sebenernya hmm tapi yasudahlah).

Ketika banyak orang bilang masa SMA adalah masa terindah dalam hidup, bagi gue itu nggak berlaku. As you know (i wrote this several times on my previous posts), my high school life sucks. High school life loh ya bukan high school-nya karena SMA 2 is no less than perfect (berjayalah sepanjang masaaa~~). Oke let's start it. Semester satu sampai tiga merupakan masa yang beraaattt banget. Bisa dibilang, selama itulah gue berproses untuk adjust sama kehidupan SMA yang serba baru, serba beda, serba keras. Some of you might think aelah sekeras apa sih hidup anak SMA?. Tapi nyatanya emang berat dan keras banget, cui. Serius. Di masa SMA, gue 'terbentur' sana sini.

High school: it's all about friendship, love, ambition, passion, and values.

Di masa SMA, gue mulai mencari tau siapa orang yang sebenarnya kawan, lawan, atau kawan yang sebenarnya lawan. I found the truest, the meanest, the funniest, the richest, the uniquest, the toughest, the frenemy, the fake ones, and the real ones here. Things they said about how your friends might be not your bestfriends is true. I have several circles of friendship. But the real bestfriends i can count is actually no more than a dozen. Ada temen yang emang enak cuma buat diajak have fun, temen buat ngopi ngopi, temen buat belajar, temen buat berbagi hobi tapi ga enak buat jalan, temen yang enak buat jalan tapi ga bisa diajak sharing, dll. Get over it. You can never expect somebody to be somebody you wanted to be. Gak usah expect mereka buat selalu ada untuk kita. The realest one is always there even you didn't ask them to be. And when you find one, treasure it. The bravest thing i've ever done in high school was cutting some people off who brings negativity into my life. Some brought me misery, brought me into major insecurities, brought me into other things i didn't want to. And yep, that taught me that your friends aren't always going to be your friends.

I went through several loves and heartbreaks. Unrequited love, unhealthy love, and some idk-if-it's-love loves. It feels so good to fall in love. It once felt like everything. But in fact, it is NOT. It's just a thing. It's just a lil piece of thing that brings you both happiness and sadness. Gue ngerasain bagaimana ~cinta~ bisa membuat gue merasa jadi orang yang paling bahagia di dunia, tapi pernah juga membuat gue merasa nggak jauh beda sama sampah.  I wish i could say this to me several years ago; fall. but don't fall too hard. feel. but don't get too overwhelmed. don't expect. it comes when it less expected. don't take it seriously. NEVER take it seriously. most of the chance it's not going to be long lasted. dan yang paling penting: love. smartly. or you'll regret some things.

Oh and you know what? High school is a bunch of hard works. Everything is just too much. Not just the friendship and the love, but mostly it's about ourselves. It's a hard work to find the real us. Gue dan teman-teman di sekitar gue (menurut observasi gue sih kalo ini) merasakan hal yang sama: terombang-ambing. We tried to find balance in everything. We tried to find the gray side of all the blacks and whites. Kerja keras untuk bilang 'nggak' untuk hal yang kita nggak suka tapi orang-orang suka. Untuk bilang 'iya' pada sesuatu yang kita suka, despite of others judgement and hatred, atau bilang 'iya' karena nggak mau missing out aja.. Untuk ikut yang lain minum atau enggak. Untuk belajar di kelas sampe suntuk atau cabut bareng yang lain. To party or not to party. Untuk tau apa yang sebenarnya benar dan apa yang harusnya nggak dilakukan, because sometimes it feels right anyway. Untuk memilih sesuatu berdasarkan apa yang benar-benar kita mau, bukan apa kata opini orang. Untuk sesekali egois demi kepuasan diri. Untuk ngejalanin hidup berdasarkan values yang kita miliki, meski harus bertabrakan dengan values orang lain. And the other 'to or not to's. Intinya, kerja keras untuk berani menjadi diri sendiri. Those things were our real homeworks. Screw math! Berjuang untuk lulus matematika, ekonomi, fisika dll di SMA itu bullshit. Just do the homeworks and the tasks, ujung-ujungnya lo pasti lulus juga. Tapi untuk lulus di 'mencari jati diri'... sampai sekarang gue masih bisa liat beberapa teman-teman gue masih struggling dalam hal ini.

Satu setengah terakhir masa SMA gue, untungnya, berakhir dengan baik. Beyond expected malahan. I was really happy, and i finally got a chance to love high school. I ended it with my great friends, great experiences, great bazaar (yuhuuu Darani Maneka!!!), great prom, dan hasil belajar yang baik juga. I had great, memorable, sweet moments, indeed. And i'm blessed for it; both the ups and downs.

So....

That's it. My version and my stories might be different with yours. Mungkin bagi lo masa SMA adalah waktu terbaik dalam hidup lo dan nggak setuju dengan statement gue di atas. Kalo iya, ya sukur lo nggak se-struggle gue. Again, gue bilang tulisan ini berdasarkan pengalaman dan pemikiran gue aja. Maybe high school are both best and worst part of our lives, no?

For you, soon-to-be-the-high schoolers... good luck! Enjoy it, as much as you can. Feel it. Survive it. And most importantly... live it :)

May the odds be ever in our favor!

High school pictures are soon going to be updated in this post! :p

poem

Desember yang Datang Lagi

7:34 PM

Desember,
kamu sudah pergi,
sudah aku lupakan,
sudah aku ikhlaskan;

lantas dalam rangka apa
percikanmu kembali lagi,
menyapa lagi,
mengirim puisi-puisi tengah malam itu lagi,
menghadirkan kupu itu lagi,
menyanyikan lagu itu lagi
menyandungkan kenangan itu lagi?

Desember,
tak lama lagi
kamu akan pergi
...lagi, kan?


family

letter on saturday night

11:39 PM

Pengen ngakuin sesuatu yang mungkin sounds embarassing, yang tapi menurut feeling gue sih, kayaknya gue bakal legaaaaa banget kalo mau ngakuinnya.


Oke.
1...2...3

Gue kesepian.
....kemudian ada backsound galau.

Iyeeeee seriusan gue kesepian, tapi gaboleh pada ketawa!! Sampah emang.
Kenapa gue malu ngakuinnya.. yaaa.. mungkin karena di jaman sekarang 'kesepian' selalu dikorelasiin sama kejombloan seseorang or stuffs related to relationship. Orang-orang langsung nyangkutin kesepian sama kejombloan. Haha emang orang yang jadian udah pasti ga ngerasa kesepian? (ternyata iya) (ternyata gue doang dulu kek gitu) (fak). Padahal kesepian versi gue di sini bukan kesepian karena gak punya pacar ato apalah itu yang berhubungan sama cinta cintaan. Kesepian gue.. more like coming from my daily activities.

Makin kesini gue jadi ngerti gimana rasanya jadi anak tunggal. Gue inget duluuu pas gue kecil, tiap kali berantem sama kakak-kakak gue, pasti gue suka mikir kepengen jadi anak tunggal aja. Enak, gak berantem sama kakak, gak usah rebut-rebutan channel tv, rebutan ayam yang paling gede, rebutan sepatu, dimanja pula! Walaupun mungkin kakak-kakak gue juga dulu mikirnya 'kenapa gue harus punya adek gak tau malu bin gak tau diri kayak dia?'. Emang bener ya 'you'll miss it when it's gone' tuh.

Kedua kakak gue udah pada gede, udah pada dewasa, lagi mengejar mimpi masing-masing. They are on the way for their dreams. Yang satu lagi sibuk-sibuknya co-ass, jarang pulang gegara jaga malem di rumah sakit, pulang-pulang cuma buat tidur (karena bagi dia sekarang, dapet day-off bener-bener the only chance to get rest. kasian banget dia ye), but i can see that she's enjoying it. That's her passion. She's living her dream.. sekolah kedokteran emang udah jadi mimpi dia banget sejak SMA. Waktu dia kelas 3 SMA, gue masih SD sekitar kelas 5an. Dia yang SMA-nya di Cimahi rela-relain pulang sekolah jam 3-makan di mobil-bimbel di Bandung sampe malem. Mendekati UN malah sampe jam 10an. Gue selalu ikut ibu nganter-jemput dia les. Gue inget dulu pas dia gak keterima di FK unpad, dia galau abis sampe nangis tiap hari, males makan, nangis diem-diem di balkon, lemah, lesu, letih lunglai butuh sangobion pokoknya gak semangat idup. Sampe akhirnya dia nemu jalan lain buat nerusin mimpinya.. walaupun beda uni, bukan unpad. Dia ngejalanin kuliah dan segala tetek-bengeknya dengan sepenuh hati. Glad to see you happy with your choice, Sis. Sekarang dia lagi bingung ingin milih speliasisasi apa.. she said that she really likes obgyn very much, like, it's her passion. But mum doesn't approve. Whatever it's gonna be, gue berharap dan selalu berdoa dia bakal sukses masa depannya, dan ngegratisin gue kalo berobat di dia. Yaiyeslah ya.

Yang kedua juga sama. Sibuk banget. Sibuk seminar (kayak prep skripsi gitu, iya bukan sih? cmiiw), tugas kuliah, liputan, magang di media.. sekalinya pulang ke rumah kerjanya ngebo sampe siang. Tapi kali ini udah dua bulan dia gak pulang, sibuk sibuk dannn sibuk. Sama kayak Mbak Yaya, dia juga passionate banget dengan bidang kuliahnya sekarang. She's a fighter. Dulu waktu SMA dia ditentang banget mau masuk fikom. Orangtua setujunya dia masuk hukum. Tapi dia ga pernah nyerah & selalu bisa mertahanin keinginan dan pendapatnya. Emang udah passion dia sih, makanya dia fight for it banget. Kalo gue bisa gak ya..

Sehari-hari di rumah rasanya sepi banget. Cuma gue berdua sama ibu. Papa cuma pulang pas weekend. Bahkan untuk 3 minggu kedepan beliau pun nggak pulang karena dapet tugas abroad. Kakak gue dua-duanya sibuk. Pulang gak nentu. Gue pengen main lama juga suka mikir dua kali, kasian ibu gue sendiri.

Gini ya, rasanya 'jauh' dari keluarga?
Gue nggak yakin semua orang ngerasain kayak gini atau guenya aja yang terlalu family-oriented. Karena gue dekat banget sama kedua kakak gue.. sedeket itu. Dan sekarang giliran kita 'kepisah' oleh kesibukan masing-masing, di rumah gue jadi nggak punya temen buat curhat gila-gilaan, buat nonton bareng, buat rebutan kulit ayam (haha apaan banget), buat berantem.. Gak kebayang gimana lebih kesepiannya orangtua gue nanti--ditinggal anak-anaknya berkeluarga.

Saking sepinya tiap hari gue tidur bareng mama di kamarnya. Begitu weekend papa pulang, gue 'terpaksa' tidur di atas sendiri di kamar Mba Yaya.. suka mikir & ngerasa kesepian. Seharusnya gue malem ini tidur ngampar bak ikan teri bareng kalian sempit-sempitan. Walaupun kamar di atas ada tiga, kita pasti tidur bareng. Harusnya malem minggu kayak gini (itupun kalo kalian lagi gak malmingan), kita lagi ngerumpi di atas ngetawain hal-hal konyol, baca koleksi komik kita (yang walaupun udah dibaca berkali-kali), nonton film bareng, ato makan malem bareng. Nggak kayak sekarang, nonton, makan, tidur, sendirian. Bingung gue, gaada temen buat ngobrol, ato sekedar iseng ngomentarin film, ngehebohin aktor ganteng yang lagi gue tonton saat itu, ato ngomong betapa-enaknya-pecel-lele-yang-lagi-gue-kunyah itu ke siapa. Kangen "Sya, makan bareng yuk di bawah", atau "Sya temenin pipis" tengah malem. Langka banget momen itu sekarang.

Sekarang kita dipisahin jarak. Dipisahin kesibukan masing-masing. Dipisahin mimpi masing-masing yang lagi kita kejar. Mungkin kalian juga kadang ngerasa kesepian. But hey, nothing worth comes easy, dan mungkin jarak adalah bayarannya. Gue selalu mendoakan & mendukung kalian. Gue sayaaang banget sama kalian dan kalian nggak pernah berhenti bikin gue bangga. Someday we'll be on top together. Yang satu jadi dokter spesialis (mata? kulit? atau mungkin pada akhirnya obgyn? gak tahu), yang satu jadi editor-in-chief majalahnya sendiri (as your wish), yang satu jadi... orang sukses di bidang yang jadi passionnya. I just knew, kesepian gue sekarang pasti gak ada apa-apanya dibanding rasa bangganya gue sama mimpi kalian yang udah tercapai nanti. Because your happiness are also mine.. dan gue tau kita bakal spend time bareng-bareng lagi kayak dulu. Karena sejauh apapun jaraknya, suatu saat pasti kita bakal pulang ke rumah.. dan kita sama-sama tau kalo keluarga adalah rumah kita.


Untuk Mba Ajeng dan Mba Yaya, yang lagi di tengah jalan merealisasikan mimpi masing-masing.

photos

define romantic

11:03 AM





i think maybe it'd be a great yet simple idea to spend hours in the ride, with someone right, with a view like this, and in all of a sudden the radio would play layur's song, hans zimmer's, or maybe songs that we agreed to be 'ours'. you'd be driving; not too fast nor too slow--with your right hand, because your left one would be holding into mine. we might contemplate about anything we could've think; about those rough day we've been through, about tomorrow, or about us. it'd be silence for a moment, but not quiet. somehow or another, silence seems speak so much more than words. we'd be skygazing, and contemplate, a lot. we'd have a little faith, a little hope that maybe the bleeding sun in the west horizon we view is hiding something better for tomorrow. we'd knew, that there's always another day and we still got plenty of chances.

thoughts

O's recipes to enjoy rain

10:51 AM

I wish i could live in Forks or Glasgow. Alasannya? Simple. Karena banyak hujan! They are even considered as the wettest place in their countries, dan gue sangat mencintai hujan. This drought bore me to death.. really. Pengen cepet-cepet musim hujan...

Hujan, menurut para klimatolog mungkin cuma sekedar fenomena alam. Menurut para puitis, dia inspirasi untuk syair-syair barunya. Menurut para melankolis, dia meresonansi kenangan. Menurut sebagian orang, dia itu kesialan, penghambat aktivitas. Menurut para petani, dia anugerah. Menurut para pencinta sinetron, dia penyamar air mata kesedihan. Kayaknya gue masuk ke tipe melankolis. Hujan itu, menurut gue, romantis. I feel bad for them who couldn't feel 'something' in rain. Kayak kata Bob Marley, 'some people feel the rain, others just get wet'. The thing about rain is... gue punya cara tersendiri buat menikmatinya.

Recipe #1

Hujan + sweater + jendela yang kebuka + bantal duduk + secangkir teh panas (i prefer earl grey karena wanginya enak) + good music + (INI YANG PALING PENTING) nikmatin hujannya, biarin pikiran kamu automatically berkontemplasi.

Good music di situ maksudnya musik yang tepat buat didengerin waktu hujan. And i do have the playlist of it hehehehehe. In case you want to try, i suggest you to hear:


1. Gardika Gigih - Sebuah Percakapan di Senja Hari
2. Gardika Gigih - Pada Tiap Senja
3. Layur - Dawn
4. Layur - Interlude
5. Gabriella Aplin - Salvation
6. Banda Neira - Hujan di Mimpi
7. Adhitia Sofyan - After the Rain
8. Lykke Li - Possibility
9. Ludvig Moon - Swim Dream
10. Coldplay - Us Against the World
11. Coldplay - Atlas
12. Gardika Gigih - Stars In Us
13. Layur - Suara Awan
14. Layur - Are You Awake?
15. The Cinematic Orchestra - To Build A Home
16. The Cinematic Orchestra - Arrival of the Birds + Transformation

PS: kalau nggak pas hujan pun, PLIS DENGERIN LAGU-LAGU DI ATAS, sambil buka rainymood. plis banget.... i want you to feel the greatness of music + rain. i want you to grace both rain and music. it's magical.



oh did i mention that i have 2 recipes?

Recipe #2


Rain + go somewhere whom anyone can't see you exist + let yourself get wet + scream it + laugh it + cry it + feel it.

Oh i really hope you can feel 'something' about rain and grace about it :)




so today

emptiness

9:30 PM

Pernah nggak sih ngalamin fase dimana everything seems run perfectly, but empty as well. Keknya semua orang juga pernah deh ya? Hidup gue (hari ini gue lagi pengen manggil diri gue 'gue') kayaknya udah nggak exciting lagi akhir-akhir ini. Semuanya berjalan konstan, ibarat mobil yang nggak berubah laju kecepatannya. Maka terdapat hukum Newton I dalam hidup gue sekarang dimana resultan gaya yang bekerja pada hidup = 0.

anjir.. sotoy abis gue mengkolerasikan realita hidup sama teori physics.
hahahahahaha enek.


Okay, jadi gue pikir i need to put something fresh and new in my life. Some people said i need to find 'someone' that could brighten my life up. Simpelnya.. pacar. Entahlah, gue nggak berpikir itu ide yang bagus, karena gue rasa selama ini punya pacar ataupun engga, hidup gue nggak berubah. Weirdly i even thought that i haven't had a first love yet tho. So, having a relationship with someone ain't guaranteed any changes in my life. Lagipula lagi enjoy begini.

Some people said i need to do everything in my life in a different way. Such as, if you usually brush your teeth with your right hand, change it with your left hand. Take a different path on your way to school. Travel somewhere you have never been gone before. I DID all of those things but none of them significantly matters.

Some people said i need to get out of the routines. So i skipped school. But it didn't thrill me as well. My mum doesn't even care if i skip school.

Some people said i need to put a new activity in my life. So i enrolled an english course where i can meet new people with different ages & different perspectives. But it ended up by meeting an asshole who's underestimating my choice for picking social studies in school. It broke my whole mood.



Kudu gimana ya biar ga ngerasa 'kosong' begini..

thoughts

life and their mysteries

1:16 AM

Kehidupan dan lika-likunya emang bakal selalu jadi rahasia Tuhan yang kadang nggak bisa dipahamin setiap orang, termasuk aku. Nggak puas dengan nyiptain setiap orang dengan sebegitu unik dan berbedanya, Tuhan ternyata masih ingin bikin manusia bingung dengan alur hidup yang nggak bisa ditebak.


gilagila
bahasanya men..
keprokin diri sendiri

Apa sih yang bisa ngebuat remaja labil kayak aku nulis gitu?
Jadi kemaren aku pulang pakai ojek. Perjalanan lintas kota alias Bandung-Cimahi yang makan waktu bikin aku sama mang gojek ngobrolin banyak topik. Mulai dari suasana sekolah, macetnya Bandung yang udah kayak Jakarta, keluarga aku, keluarga si mang, tentang Bandung jaman dulu, terus tentang masa depan.

Si mang ojek ini namanya Mas Andri. Mas Andri bilang, "Neng, gimana SMA, rame? Kan masa SMA mah cenah masa paling indah."

Dengan tawa getir aku jawab, "Hahaha ya gitu we mang. Dibilang rame mah asa biasa aja. Eh nggak tau deng, paling kerasanya mah nanti kalo udah gede jadi bisa ngebandingin."

Trus tiba-tiba beliau bilang, "saya mah neng, suka sedih kalo inget SMA."

lalu berujung curhat.

Jadi Mas Andri cerita kalo dia dulu dari kecil pengen banget masuk SMAN 3 Bandung, Siapa yang nggak kepengen sih btw... jadi dari dulu pun ternyata gambaran sekolah idaman anak-anak Bandung tuh memang udah SMA 3. Mas Andri belajar mati-matian, ambis banget, rajin banget, selalu ranking 1, 3 tahun berturut-turut di SMP demi bisa masuk tiga, Tapi entahlah, mungkin luckiness matters di ujian nasional dan akhirnya Mas Andri nggak kesampean buat bisa daftar ke tiga.

"Saya ranking 1 terus neng di SMP, nggak pernah nilai jelek, belajar pisan itu mah biar masuk tiga. Eh taunya nggak bisa masuk tiga. Sedih neng, beneran. Kemaren saya dapet customer anak 3, saya jemput di depan sekolah, asa sedih saya teh. Sakit hati gitu kalo inget masa lalu waktu SMA teh. Pokonya antara saya dan tiga teh punya kenangan buruk. Tiap saya lewat tiga teh suka sedih inget dulu. Mati-matian saya belajar, ranking 1, eh.. ga masuk 3.. sekarang juga malah ngojek jadinya."

Belom sempet aku jawab, si Mas Andri udah cerita lagi. Kali ini dikasih wejangan,

"Eh.. ai temen saya yang dulu di SMP biasa aja sekarang mah jadi sukses neng. Neng tau XXX gak? Artis jaman dulu itu teh yang nyanyi lagu xxx.. itu teh temen saya, neng. Trus temen-temen saya yang dulu juga yang parada bandel sekarang sukses kerjaannya, da punya banyak temen.. punya banyak link. Makanya neng di masa kayak neng sekarang mah, neng kudu bergaul sama banyak orang, temenan sama banyak orang da suatu saat mereka teh berguna buat neng. Belajar ato ranking kayak gituan mah nggak ngejamin sukses neng, liat we saya dulu ranking pas sekolah, eh gedenya juga jadi tukang ojek."

Sebenernya nggak cuma di cerita Mas Andri, tapi di dunia nyata pun emang banyak yang kejadiannya sama kayak gitu. Belajar mati-matian.. pinter abis jenius abis sampe ikutan olim ini itu taunya pas UN nilainya standar aja.. dan yang dapet nilai UN gede taunya anak yang selama ini gak kesorot dan semua orang jadi pada kaget tea (ini mah kayanya pada ngalamin semua).., grafik nilai naik, akademik oke, eh jalur undangan sama sbmptn ga keterima... lulusan perguruan tinggi negeri oke taunya ga keterima lamar kerja... asal-asalan ikut ujian mandiri taunya keterima... nggak niat ikut seleksi x eh taunya keterima... yang dulunya bandel banget gedenya sukses banget... yang dulunya pinter banget gedenya biasa aja... (walaupun nggak semua case kayak gitu).

Bagi kebanyakan orang, plot yang udah Tuhan kasih ke masing-masing manusia kadang terkesan unfair atau bahkan non-sense. Nggak ada yang bisa diprediksikan soal masa depan. Belajar mati matian dan dapet nilai bagus nggak ngejamin kita bakal masuk perguruan tinggi negeri oke dan keterima pas ngelamar di perusahaan multinasional yang gajinya puluhan juta. Masuk universitas terkenal atau gelar sarjana juga nggak ngejamin kita sukses. Hidup ternyata nggak semulus dapet belajar-nilai oke-perguruan tinggi unggulan-keterima kerja-kaya raya-keliling dunia.

Masalah ikhtiar, peluang dan sebut saja takdir, atau garis tangan, atau keberuntungan.. emang kayaknya bakal jadi rahasia Tuhan yang paling dalem, yang emang udah di luar jangkauan manusia. Begitu anehnya 'cerita' masing-masing orang yang nggak bisa disangka, yang kadang runyam, yang kadang terkesan nggak adil, nggak masuk akal.. yang memang udah diplot sedemikian jalan sama Tuhan, dengan tujuan dan alasan yang nggak pernah manusia tau. Wallahu alam.

Tapi, dari situ juga, ketakutan aku tentang masa depan bertambah. Posisi aku sama Mas Andri nggak jauh beda.. kita sama-sama punya akademik yang bagus (bukan riya) di sekolah.  Mungkin sekarang aku bisa berangan-angan setinggi langit tentang jas almamater perguruan tinggi impian, tentang "suatu saat aku bakal jadi xxx di kantor/perusahaan/departemen xxx", tentang gambaran akan masa depan yang serba sempurna.. tapi nggak ada yang tahu rencana Tuhan akan masa depan aku seperti apa. Nggak siap aja bayanginnya, kalo nanti di masa depan aku malah bilang "ah ga guna saya belajar mati-matian, ranking di SMA kalo akhirnya saya jadi...." jangan sampe, Ya Allah. Jangan sampe aku ngeluh sama apa yang udah aku ikhtiarkan.

Mungkin banyak juga yang berpendapat, "ngapain juga belajar, dapet nilai bagus ato ipk bagus, yang penting lulus paspasan juga gapapa karena toh akhirnya mah semua ga ngejamin kita sukses atau engga". Kalo menurut aku, memang betul nilai nggak ngejamin kesuksesan kita.. tapi setiap ikhtiar pasti membantu. Membantu menciptakan peluang baru buat kita ngeraih goal di depan. 
Mungkin luckiness matters, garis tangan udah nentuin jalannya masa depan, lalu ada juga qadar.. Mungkin orang pintar bakal kalah sama orang yang cerdas, dan orang cerdas bakal kalah sama orang yang beruntung, tapi bukankah tingkat ke-hoki-an tiap orang beda-beda? 

Analoginya kayak gini. Misalnya, ada 3 orang yang bersaing buat ngedapetin kerja di perusahaan yang cuma punya 2 slot tersisa, yaitu A, B, sama C. A punya kemampuan rata-rata. Si B paling pintar di antara ketiganya. Sementara si C walaupun kemampuannya biasa aja, ternyata punya luckiness tinggi. Karena udah garis tangannya (somehow dengan situasi kayak kasus nilai UN) , C keterima kerja di situ. Satu kursi yang tersisa, pastinya diberikan buat B yang punya kemampuan lebih dari C. B lebih berpeluang dari C buat keterima di perusahaan itu karena kemampuannya. Nah, dari situ, aku menyimpulkan kalo kita masih bisa dapet goal itu dengan ikhtiar walaupun ada orang lain yang punya keberuntungan besar. Jadi, terlepas dari mempasrahan diri sama takdir yang udah Tuhan kasih, manusia juga harus ikhtiar, memperbesar peluang.

Huff...
Emang hidup penuh rahasia yang nggak bisa manusia ngerti, ya..
Emang manusia tuh sekecil dan se-enggak-ada-apa-apa-nya itu, ya..

Semoga apa yang udah kita ikhtiarkan nggak sia-sia. Dan juga semoga mimpi aku (kita, kalau ada yang baca ini) tercapai. Aamiin.