about me

tentang adaptasi, cara belajar & time-managing

11:16 AM

Hai. Nggak kerasa udah masuk bulan September lagi :D
Kegiatan belajar di sekolah udah mulai diberlakukan secara efektif di sekolah, setelah sekian lama libur panjang (yang kao dihitung-hitung sih udah 1,5 bulan-an). Jam belajar skolah ditambah 40 menit mulai setiap harinya, ditambah ekskul setiap sabtu. Memang kontras banget keadaannya kalau dibandingkan masa-masa SD. Tiap pulang sekolah, sampai rumah, nonton Si Unyil, lalu tidur siang. Boro-boro pulang siang, hampir setiap hari aku sampai rumah ketika sore. Malah nggak jarang sampai pulang sekolah bertepatan dengan adzan maghrib. Bulan 1-2 di kelas 7 aku emang sempat tumbang di awal. Berusaha berontak, menolak sistem yang ada, merengek minta mama pindah sekolah. Tapi yah.. mau gimana lagi? Berat ringannya emang harus dijalanin, nggak bisa dihindarin. Mama berusaha banget buat aku betah dengan sistem yang ada. Mulai dari fasilitasin komputer, printer, laptop, buku penunjang, mama sediain khusus buatku. Stres karena PR, malas sekolah, nggak mood ketemu guru dan belajar fisika, ada aja alesan ke Mama. Banyak alesan yang ngebuatku males buat pergi ke sekolah. PRku banyak, tugas macam-macam, kerja kelompok, nggak sreg sama gurunya, ada teman yang nggak aku suka, dsb. Beruntungnya Mama bukan orang yang perfeksionis sampai menuntutku buat dapat nilai bagus di sekolah. Bahkan Mama nggak pernah memaksaku untuk pergi ke sekolah atau mengerjakan PR. Jujur saja aku yang dari kecil diperlakukan cuek sama mama sempat iri sama orangtua temanku yang lain, sampai aku nanya ke mama kenapa dia kayak begitu. Jawabannya itu-itu saja; "karena kamu yang sekolah, kamu yang ngejalanin, kamu dong yang merasakan; merasakan bagaimana ketika malu ditegur guru karena jarang masuk sekolah, peer ketinggalan, dan dapat nilai jelek di rapor karena nggak pernah menyelesaikan tugas. biar rasa tanggung jawab keluar sendirinya. mau nggak sekolah? silahkan aja. kan kamu yang nggak enak karena ketinggalan pelajaran begitu masuk sekolah, kebingungan, ngejar ketertinggalan itu sendirian. Tapi Mama tidak membebaskan sepenuhnya. Kalau ada ulangan atau pengambilan nilai, mama selalu mewajibkanmu untuk datang, kan. mama tidak cuek, kok."

Tiap ngerasa stres, izin sekolah, Mama malah ngajak jalan-jalan, makan siang di luar, sharing, curhat tentang keadaan di sekolah, beli buku pelajaran, dan jadi teman ngerjain PR. Aku yang tumbang banget ternyata mampu juga ngejar semua ketertinggalan itu. Memang harus dibawa santai, aku pun nggak begitu waswas ketika ada tugas atau musim ulangan. Nggak belajar mati-matian, dilarang main, dilarang baca komik, atau semacamnya. Kalau aku sih mungkin punya cara belajar tersendiri, ya. Aku selalu mendengarkan penjelasan guru di depan kelas, cerewet bertanya berkali-kali sampai aku mengerti, lalu dipahami. Setelah itu, di rumah nggak perlu belajar lagi. Nggak tahu juga sih ya, belajar mati-matian/keras malah ngebuatku tegang. Justru yang santai itu yang ngebuatku enjoy buat belajar di sekolah. Ada sebagian orang yang mengira aku nggak serius dan main-main aja, nggak peduli belajar, nggak peduli nilai, bahkan bilang 'kayaknya aku nggak pernah lihat kamu belajar deh'. Nggak perlu ditargetkan harus dapat nilai tinggi, asal nggak remedial aja, udah cukup. Setelah adaptasi yang cukup lama inilah yang akhirnya berhasil buatku ada di 3rd rank kelas. Jadi ya intinya, segala sesuatu lebih baik dibawa santai, nggak perlu serius dan jangan punya target yang terlalu tinggi. Tapi jangan dibawa terlalu santai, nanti malah keteteran :D

Setelah vakum dari les kumon juga, akhirnya aku ngejar ketertinggalan dan terobsesi supaya cepat jadi completer, biar nggak puyeng tiap hari berkutat dengan lembaran PR. Belum lagi les piano yang makan waktu buat practice. Satu hal yang butuh aku pelajarin banget kali ini; time-managing! So lucky i got Izzati's post about time-managing, which it helps me so much!

Have any of you learn how to manage your time?

When life becomes difficult, so many things to do, yet so little time, there’s nothing to worry about if you know how to manage your time.

When I joined Latihan Kepemimpinan Siswa or in Student Leadership Training at school back home, the seniors taught us the skill of Time Managing. It is important for a leader to manage their time well and how to make everything well-balanced, since to be a leader means to have more responsibilities, more people to listen to, and more circumstances to conduct.

I found the prominence of time and its value each day. Because to be honest, since I entered high school, I became The Busy Girl. No offense. I had a quite tough after-school schedule, I had so many activities to juggle, I wanted to do many things and I struggled so hard to keep everything balanced. Sometimes I squirmed and asked God why wouldn’t he made one day lasted longer, or add one more day to the week. Then I realized; I did so many things but what I didn’t do is introspect much about the reason for the plight between myself and time—or my time managing skill. I could possibly do everything I wanted to do, I just needed to cope with my doings.

This is what my senior taught me about Time Management when I participated in Student Leadership Training at high school:

TIME MANAGEMENT

  • Management: The process of dealing with or controlling things or people; the use of resources effectively and efficiently
  • Time management: The use of time effectively and efficiently.
  1. Planning
  2. Organizing
  3. Directing
  4. Controlling
  • Remember the purpose of “managing time”; we don’t literally manage the time, but the doings that we do in one time.
  • Do things according to the goal.

STEPS

  1. Goal
  2. Flexibility
  3. Priority (80% effect is the result of 20% cause)

    High priority
    : Cannot be represented, cannot be rescheduled, will cause a bad impact if it’s not done, the opportunity to do so is very rare (tidak dapat diwakilkan, tidak dapat dijadwal ulang, akan berdampak buruk jika tidak dilakukan, kesempatan untuk melakukannya sangat langka.)
  4. Focus. Reduce all the things/activities which do not support the relevant ones. (Reduksi semua kegiatan yang tidak mendukung hal yang bersangkutan)
  5. Balance. (Keseimbangan; Semua yang tidak seimbang itu tidak baik.)
  6. Assertive (to self); having or showing a confident and forceful personality. The courage to do, to act, or to reject, understanding our “portion”. (Berani untuk berbuat atau menolak, memahami porsi diri.)
  7. DO IT NOW! The more the things you hold and wait, the more they will haunt you and make your time seems shorter and shorter. (Lakukan sekarang! Apa yang kau tunda akan menggumpakan kekuatan untuk memburumu tanpa ampun.)

My seniors are amazing.

Whenever I see this note, it looks so simple and easy, I feel like I could’ve easily mastered this “skill”.

But the question now: Can I easily apply them to my daily-life as well?

Think about it.

When you are studying Math, there are times when you can easily catch on the method; the formula; the symbols and the number; you know how to solve an equation. But when it comes to a life problem that requires you to apply your Math knowledge, does it seem as easy as it look?

How do you do it then?

How do I do it?

My answer: I ought to grasp the idea.

The main purpose of the method, the goal of the formula, how it works, what they represent in real life.

I should know my priority, and do what becomes my priority first, and also to know the consequences if I don’t do so.

I then slowly try to manage my time. I sort all of my doings and decide the ones that become my priority. If I have two things that have the same level of importance, I list all my pros and cons, what would happen if I do this instead of another. I’m amazed of the idea, of how our days could be easier and I could feel such accomplishment if I manage my time well enough. Especially here in America, the most important thing to do here is to make the most out of my year; which means I cannot waste time. Every moment has to be worth it and beneficial; every opportunity has to be grasped and has to be lived in.

credits: theladybug.tumblr.com - Sri Izzati.


renungan

11:10 AM

"Bahwa hidup harus mengerti .. pengertian yang indah. Karena hidup harus memahami.. pemahaman yang benar. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. tak ada yang perlu disesali dan ditakuti. Biar dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah kemana. Dan kami akan mengerti, kami akan memahami.. dan kami akan menerima." -- Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin