listen

#playlist: sleep tight, honey

9:47 PM




1. Arrival of the Birds + Transformation - The Cinematic Orchestra
2. Rosyln - Bon Iver & St. Vincent
3. To Build a Home - The Cinematic Orchestra
4. Cornfield Chase - Hans Zimmer
5. O - Coldplay
6. Life - Ludovico Einaudi
7. Bella's Lullaby - Carter Burwell
8. Saturn - Sleeping at Last
9. Dead In The Water - Ellie Goulding
10. Sebuah Percakapan di Sore Hari - Gardika Gigih

quotes

well said, alessia

9:39 PM





"To me where the wild things are is a place that exists in our minds. It's a place of liberty and shamelessness. It can take a split second or a lifetime to find it. But once you do, you'll be free."

- Alessia Cara

random

2016: highlight of the year

9:34 PM

So 2016 is about 5 hours left. Ngerasa nggak sih tahun ini kayak cepet banget? Buat gue iya. Sebagian orang bilang ketika kita enjoy ngelakuin sesuatu, waktu nggak bakal kerasa berlalu. Does it mean i enjoyed 2016 too much? I don't know. One thing for sure; 2016 mungkin bakal jadi salah satu tahun favorit gue. Too much things happened yet too much lessons learned; both with the easy way and the hard way. By the way, mumpung kebetulan lagi ada di penghujung tahun, gue pengeeen banget nge-review tentang beberapa hal yang considered as higlilight di kehidupan 2016 gue.

1. Meeting new, great, people
Sebenernya dari akhir 2015 sih, tapi yaa kenal bangetnya mulai 2016. Gue kenal banyak temen baru dari conversation class EF gue yang memotivasi gue banget. Kak Yosua, Kak Albert, Kak Daniel (yang ternyata senior SMA ya hm), Kak Andi adalah temen-temen EF yang bikin gue betah buat masuk kelas dibanding kelas sebelumnya. Temenan dan ngobrol sama mereka ngebuat pandangan gue lebih terbuka tentang kehidupan di luar sana. They made me realize that it's such a big world out there and all i ever been explore is less than a step. Ada yang udah bisnis kuliner sendiri, ada yang udah siap-siap ngelanjutin studi abroad, ada yang berhasil ngeraih mimpinya masuk akmil, dll. Btw, kangen makan di upnormal lagi beres EF deh!

2. I'm so much into chillout music this year
It seems like tiap tahun gue doyan genre musik yang berbeda. Tahun 2014 playlist di hp gue full banget sama lagu edm (HAHHAHAHAHA SORRY IF I'M SUCH A BASIC BICHEEEE) kayak Kaskade dan Madeon. Trus tiba-tiba masuk 2015 langsung sebosen itu sama hype-nya edm dan mendadak rajin dengerin folk mulai dari Layur, Gardika Gigih, Novo Amor, Amber Run, Bon Iver dan konco-konconya. Trus tahun ini selera musik gue bener-bener mentok di chill-out music mulai dari Alina Baraz, Honne, Ta-Ku, Chet Porter, FKJ, Mothica, dan seisi Majestic Casual, The Sound You Need, etc. Taon depan bisa aja selera musik gue mendadak heavy metal, ato j-pop sekalian kali ya?

3. I'm enjoying my senior year
To be honest, kayaknya baru tahun ini gue ngerasa enjoy banget di SMA. No pressure at all buat dateng ke sekolah, ga kayak dulu hoho. Sayang aja kalo gak masuk, udah kelas tiga. Taun terakhir di sekolah. Walaupun tetep kalo gabut langsung cabut hihi. Tambah semangat juga sih semenjak punya resolusi nyobain semua makanan di kantin sebelum gue lulus. Apa banget ya emang.

4. Jadi contributor Cerita Kita & apprentice di Gogirl! (which is majalah kesayangan gueee!!)
Gue se-enggak nyangka itu bisa menang dan jadi contributor buat Cerita Kita dan ditawarin apprenticeship di Gogirl! buat websitenya. Kayaknya gue pernah ngepost ceritanya di blog juga deh. Btw gue baru inget kalo bulan ini adalah bulan terakhir gue jadi contributor :') banyak banget sih pengalaman yang gue dapet selama jadi contributor dan apprenticeship. Mulai dari kebingungan nyari ide artikel, ngebut deadline, cafe-hopping buat bahan artikel (dan sianjir taunya ada cafe yang setelah gue review bulan berikutnya langsung tutup huhuhu) sampe ngerasain gimana rasanya di-underestimate sama orang karena umur dan appearance gue hahaha. Ok skip ntar bete lagi. However, this 7 months been amaaaazeballs to me. (P.S: thank you Kana for the artworks! duh cinta banget sama makhluk paling baik sedunia yg satu ini gangerti lagi)

5. Gak ikut karyawisata SMA, buying myself a camera lens with the money instead
It was such a big decision back then buat ikutan karyawisata atau engga. I didn't feel like i want to, though everybody said it's going to be a chance that will never come twice dan gue bakalan nyesel kalo gak ikut. Akhirnya gue tetep ngikutin kata hati buat gak ikut dan malah make uangnya buat beli lensa kamera yang selama ini gue idam-idamkan. Hehe. No regret!

6. PSP XXI!
Too much emotions and feeling to be described, but all of them are treasured. Jadi sutradara buat La Sociale Production (nama produksi kelas gue) bikin gue lebih kenal sama masing-masing anak kelas yang sebelumnya gue nggak begitu deket. Sumpah sampe sekarang masih inget gimana capeknya latihan sampe malem, degdegan gladi kotor, mikirin keluar masuk talent, mikirin flow mic, mikirin properti, mikirin script, inget paniknya waktu Nonny asmanya mendadak kambuh pas latihan, teriak-teriak ke pemain terutama Oday huhu, diskusi ini itu sama Kana, daaaan masih banyak lagi.

7. Titik terberat dalam hidup timbangan
I gained so much weight this year. Ya gimana nggak, makannya aja kalap mulu, ngemil ga berenti plus doyan makan yang manis manis, Semoga 2017 kurus Ya Allah tolong hamba capek dibully punya lengan gede ataupun paha keefsi.

8. I'm beginning to like coffee so much!
Dulu kayak anti banget sama kopi dan se-stuck itu sama earl grey atau english breakfast. Trus gara-gara kebetulan nge-review tempat ngopi enak di Bandung dan nyobain macem-macem kopi mulai dari yang enak, asem banget, pait dan dari latte biasa, cold brew, sampe manual brewed macem v60 dan syphon-- mendadak jadi suka banget minum kopi & can't help to order a latte everywhere i go! 

9. I'm buying myself a Starbucks tumbler after all these months craving for it
Selalu pengeeen banget punya tumbler Starbucks walaupun selalu bothered sama omongan orang-orang yang bilang kalo gak worth it sama sekali. Kayak tiap hari bakal ke sbux aja. Ya nggak juga sih. Tapi kan tiap tanggal 22 bisa dapet 50% off.... trus lucu lucu tumblernya.... trus ya emang kepengen dari dulu... jadi yaaaa. Akhirnya beli secara impulsif pada suatu siang pulang sekolah walaupun langsung dipoyokin Cindy Hani :') gapapa deh yang penting seneng huehehe.

10. Inten. Inten. Inten. Inten lagi.
It's always been a love-hate relationship. Cinta banget sama tempat les yang satu ini, karena gue baru bener-bener belajar materi sekolah dan ngerti di sini. Gurunya asik, seru, trus gampang ngerti. Trus seneng juga karena sistemnya disiplin banget gitu jadi bikin gue nggak terlalu leha-leha belajar. Tapi kadang itu juga sih yang bikin kesel, terlalu strict sama TO at homenya, progressnya, target TO-nya yang bikin gue gak punya waktu leha-leha. Jadi ya... gitu.

11. Bisnis online shop
Jadi beberapa bulan terakhir ini gue bikin online shop yang jualan masker gitu. Sumpah disini gue baru menyadari kalo berbisnis itu sama sekali nggak mudah dan butuh kesabaran ekstra. Mulai dari konflik sama kakak gue gara gara bisnis itu (yang akhirnya solved juga sih dan emang itu salah gue hu), puyeng sama orang-orang yang utang (jangan pernah mau diutangin even sama temen sendiri kalo bisnis!!), ngeorganize pemasukan pengeluaran, mikir gimana caranya dapet customer, dealing sama customer rese yang modusnya pengen beli eh taunya minta diendorse dan gajadi beli.... pffft. Susah banget ya ternyata jualan... ini aja kayaknya gue udah mau menyerah gegara bosen nunggu pembeli :') payah emang.

12. I happened to have an allergic into cold weather
Beberapa minggu terakhir ini gue mendadak punya alergi sama udara dingin. Iya, dikatakan mendadak karena sebelumnya gue tahan banting sama udara dingin, gak pernah gatel-gatel kayak gini. Eh tapi belum jelas juga sih apakah alerginya karena udara dingin atau makanan tertentu. Hehe sotoy ya gue nyimpulin sendiri. One thing for sure: having an allergic sucks.

13. I'm such a lucky bastard this year
Kayaknya taun ini gue lucky banget ikut kuis ini itu (HAHAHA you might think i'm such a cheapo suka ngarepin menang gratisan) di internet dan selalu menang. Mulai dari dapet hadiah hampers make up, beauty stuff, voucher MAP, daaan lain-lain. Bahkan orang-orang aja sampe bilang gue such a lucky bastard. Ehehehe. Semoga 2017 full of good luck aamiin.

14. Happened to be in an on-off (not) relationship for a year
Karena punya banyak banget kesamaan, menyukai banyak hal dan detail yang sama, pemikiran dan pemahaman yang sama, nyambung dan comfort buat ngobrol, dan hal lainnya nggak ngebuat dua orang harus jadian.

15. Fell in ~( i swear it's not) love (because i don't know how to describe it)~ with a stranger at the first sight
There was this moment when i ~mabal sekolah~ and took the only available train in the station, which happened to be destined to Cicalengka. I didn't feel like i want to go home, nor go to school, so i was impulsively buying myself a ticket to anywhere but home. Then i met this man on the train, he was sitting in front of me, and all of i ever thought was he had these addicting brown eyes to look at. Small, sharp, brown eyes. Strong jawline. Pointed cheekbones. This man was generously offering his seat to another lady. Shoot! He caught me staring and he smiled. I blushed, turned my head around trying not too look embarassing, awkward. I remember it was Bon Iver singing his song re:stacks on my earphone that moment. Our eyes met multiple times. I was challenged by myself to stare; damn, it was such a pair of addicting eyes. He was, again, smiling a bit. I kept Bon Iver singing repeatedly on my earphone--just because; if it was a movie, then this would be the perfect song to accompany. We didn't talk to each other at all until he walked out of the train. I was secretly watching him passing by the station from the window. He surprisingly turned back his head and then again, our eyes met each other. That was the first and the last time i saw this man. It's been 10 months since the tragedy but.. it's so weird that i still remember his face perfectly. And guess what crossed my mind every single time i listen to Bon Iver's 're:stacks'? Him.

random

--

5:59 PM

The idea of having a gap year if i don't get into my dream uni next year started to fill up my thoughts.

music

surprise yourself

5:26 PM


this. is. fucking. beautiful.

Mendengarkan sekaligus menikmati visualisasi video musiknya Jack Garatt yang satu ini bikin saya reminiscing sama jaman-jaman SMP dulu, waktu saya ikut lomba story telling provinsi. All my life people convinced me that i'm not photogenic dan selalu nggak kobe. Saya nggak ngenyangkal, sih, emang bener i always look awkward on photos and on real life. Entah itu dari sekedar gesture atau facial expression. Maybe that's what made me unchoosing theatre as my extraculicular, padahal dulu hampiiirrr banget masuk! Hahaha. Never ever i realized that i was accepted to compete storytelling, apalagi awalnya hanya karena dapet tugas storytelling tampil di depan kelas aja. I made it to top ten in province, actually.

It certainly was one of the best moment ever in my life. Facing my biggest fear, doing things i used to hate, succeed things i was afraid of, doing things what people told me i'm fucking not good at it. It was liberating. It was good. It was beautiful. It was great. Not only i did surprise everyone else, i surprised myself to experience one of the most beautiful thing in life; losing my fear.

So, what's your 'surpising yourself' moment?

she threw it all up

2:29 PM

She threw it up;
all of them.
Til there were just waters and acid.

She threw it up;
all of them.
Like they were all poison.

She threw it up;
all of them.
Though she felt pathetic and sorry.

She threw it up;
all of them.
Though her tears burst and her stomach hurt.

She threw it up;
all of them.
Cause their words are much more powerful than her love to herself.

She threw it up;
all of them.
Till there's nothing left.
Though she knew it was wrong.

She threw it up;
But still they never stop shouting.


music

#octoberjam

6:13 PM


...
and we run,
and we run,
and we run
 until we break through

so today

// In Between //

11:12 PM





Life is strange these days.

Nggak cuma akhir akhir ini saya makin ngerasa hidup di tengah kontradiksi, tapi juga hidup di antara dua lingkar sosial yang saling tegak lurus.

Lingkungan yang dulu saya masuki begitu konservatif dan idealis. Lingkungan yang membentuk anak-anak di dalamnya untuk 'nggak macam-macam', taat aturan, lurus, namun punya tendensi untuk menghakimi orang lain. Sulit untuk menerima hal baru dan menganggap beberapa hal yang sebenarnya biasa adalah tabu. But the good side is actually setiap orang dicekoki norma dan values yang baik. Solidaritas juga tertanam erat. Setiap orang pasti kenal dengan teman seangkatannya. Saya selalu kangen sama teman-teman di sini. Banyak momen kebersamaan yang saya punya bareng mereka.

Keluar dari lingkungan lama, saya masuk ke 'dunia' baru yang exciting. Meski jaraknya hanya terpaut sepuluh kilometer, lingkungan yang saya masuki begitu berbeda dan berwarna. Setiap orang bebas mengekspresikan keinginan, kepribadian dan keputusannya tanpa khawatir akan pandangan orang lain. Dan actually, orang-orang pun terlalu sibuk untuk merecoki kehidupan orang lain. Di lingkungan baru ini, saya ngerasa lebih 'alive' dan bebas. But there's always two sides in everything. Lingkungan liberalis ini kadang sedikit ekstrem --bagi saya--, dan begitu individualis. Menjalani kehidupan di sini kadang membuat saya merasa rindu kompak dan hangatnya teman-teman dulu.

Di antara.

Masuk ke lingkungan yang baru sedikit membuat saya kelimpungan pada awalnya. Butuh adaptasi yang lama untuk semua ini, namun lama kelamaan mengalir begitu saja. Meskipun tidak mengubah saya menjadi 100% liberalis ala orang-orang di lingkungan ini, at least saya comfortable dengan lajunya. Namun, bagian anehnya adalah ketika saya kembali bersosialisasi dengan teman-teman lama. 3 tahun terpisah dan tercekoki paham dan dunia baru membuat saya dan mereka seakan punya jarak dan prinsip yang berbeda. Dulu saya yang nggak punya pembanding antara lingkungan A dan B nganggep kalo lingkungan A (dulu) adalah lingkungan yang paling baik. It turned out that now i've changed my mind. Saya malah nggak comfortable in certain way ketika kembali bersosialisasi dengan mereka. Kadang ngerasa jengah dan terkekang oleh value mereka yang beda dengan saya yang sekarang. That moment i realized that i already changed, and i'll probably never again be quite the person i was. Di momen itu juga saya paham bahwa people really do change, dan kita juga nggak bisa menaruh ekspektasi pada orang lain untuk selalu jadi orang yang sama. Saya ngerasa saat ini belum sepenuhnya menjiwai hidup dengan gaya hidup di lingkungan baru, tapi udah nggak nyambung dan seprinsip dengan dimensi lingkungan yang lama. Akankah saya jadi berubah jadi pribadi yang 100% mengikuti arus di lingkungan baru? Nggak tahu. Mungkin aja. Nggak menutup kemungkinan juga suatu saat saya akan too comfort dengan lingkungan saat ini, menganggap lingkungan ini paling baik, lalu kemudian berubah menjadi pribadi yang lain lagi karena memasuki dunia yang baru. Oleh karena itu, di posisi ini lah saya baru ngerti maksud sekaligus bisa relate banget sama quotesnya Oliver Wendell Holmes Jr., 

"A mind that is stretched by a new experience can never go back to its old dimension."

Because change is really something we cannot avoid, isn't it?

about me

Living in contradiction

4:04 PM

Ada sesuatu yang lucu pada kepribadian saya. Idk if this related to the INTJ thingy, tapi saya merasa menjalani hidup dengan penuh kontradiksi. Kadangkala keinginan dan basic personality saya jalan berseberangan. Saya nggak suka spotlight, but don't want to be ordinary. Saya suka banget sendirian, tapi nggak ingin kesepian. That's why kalo dipikir-pikir saya sering nangkring di coffee shop yang agak ramai oleh orang-orang asing. Saya nggak peduli apa yang orang-orang pikirkan tentang saya, tapi berusaha untuk prove them wrong. Saya nggak suka jadi orang yang dateng pertama, tapi in the end always being early. Saya listener di antara orang banyak, tapi vocal di antara inner circle saya. I'm a confident yet i could be extremely shy. Basically a conservative, yet i want to be a liberalist. I'm strongly opinionated yet i could be very private. I don't really fit in everywhere, yet i can sort of fit in just about everywhere.


Anyone feels like living in a paradox like me?


so today

JULY

7:43 PM

Hi everyone! It's august already. Sebelumnya, apa kabaaar readers saya semuanyah? (iya yang barusan jijik banget kok iya) Anyway, gue (HAHA labil ya kadang aku kadang saya kadang gue kadang aing) senenggg banget setelah sekian lama nggak buka blog dan nggak ngepost, ternyata masih ada yang berbaik hati mau mampir dan baca postan aku bahkan sampai yang jadul jadul (liat dari statistic, hehe!). Feels so good, tau kalo ada orang yang mau baca tulisan gue.

So, basically post ini bakal kayak semacam 'penebus dosa' karena gue nggak ngepost samsek di bulan Juli. I don't want to forget every single thing that happened in my life pas dibaca kalo udah gede nanti. I want this blog to be my legacy. Supaya anak-anak gue nanti (iya mikirnya kejauhan tau kok tau) kalo nanya 'Mama pas SMA ngapain aja sih kerjaannya? Masa SMAnya rame ngga? Trus gimana kehidupan jaman mama dulu?' (geer banget btw bakal ditanya kek gini yak), gue bisa ceritain itu semua tanpa lupa detail-detail kecilnya. Uuuu so kyoot.

Hm, gue point aja ya biar ceritanya lebih rapi.

1. 1 Juli: Tragedi Nenek & Tabrakan

Duh ini dijamin banget sih momen SMA yang nggak bisa dilupain sampe gede. Tanggal 1 Juli tuh memorable banget. Banget. Jadi, tanggal 1 Juli gue, Hani, Jilan, Manda, Indri, Anas, Mayang sama Ami rencana mau nge-surprise-in belated birthday-nya Monica sama Cindy. Kita janjian di Eat Boss sekalian buka puasa bareng, sebelumnya ngedekor-dekor tempatnya dikit pake balon plus perintilannya. Tapiii sayangnya fail gara-gara mereka keburu dateng sebelum lilinnya siap... heu tae. So yaudasiii akhirnya kita masang lilin bareng-bareng di pizza satumeteryangternyatagaksatumeter. Beres nyanyi happy birthday, make a wish, foto foto lalala akhirnya kita makaaan sampe jam set8an trus ternyata makanan kita pada ngga abis, karena pesennya kebanyakan. Dari situ kita juga udah gabut dan pengen nyari tempat buat ngopi, akhirnya kita caw ke dua buat ngasih makanan yang masih banyak kesisa buat Pa Dian dkk. Di mobil Hani kita bersarden ria bertujuh (Cindy misah, Ami sama Indri ngga dateng) caw ke dua dan ternyata tutup ngga ada orang. Bingung kan kita mau kemana... akhirnya muter-muter aja ngga ada tujuan sampe mo nyari tempat yang enak (sekalian mau bagiin makanan juga).

NAH. Akhirnya, di Gandapura kita ngeliat nenek-nenek jalan sendirian di pinggir jalan. Mon sama Hani turun buat ngasih makanan ke si nenek, yang lainnya nunggu di mobil. Eh trus tiba-tiba mereka balik lagi panik,

"Jil, ini gimana neneknya kasian nggak inget jalan pulang!"

Wadu.
Yaudah aja kita semua sisanya turun dari mobil trus ngajak ngobrol si nenek, sambil minggirin dia dari jalan yang kena ujan. Sumpah, ini kasian banget, ngga boong. Si nenek nggak inget apa-apa dan lupa jalan pulang. Dia bilang tadi sore abis dibawa sama anaknya trus diturunin di daerah situ. Anaknya nyuruh dia jangan pergi kemana mana dan ditinggalin gitu aja sampai malem nggak pernah balik lagi. Si nenek linglung trus jalan jalan kebingungan, keujanan sambil menggigil nggak tau harus kemana... trus si nenek bilang dia cuma inget rumahnya ada di daerah Batujajar. Gimana bisa si nenek dibawa dari Batujajar ke Gandapura yang jauh parah jaraknya trus ditinggalin gitu aja coba?

Jadi... ternyata si nenek dibuang sama anaknya dong.

Kita semua bingung. Antara nganterin si nenek ini ke panti jompo atau ke polsek yang deket situ aja. Sambil ngajak ngobrol si nenek (yang susah diajak ngomong karena cuma bisa bahasa sunda hiks), tiba-tiba ada mas-mas naik motor gitu ngelewat trus ikut nimbrung. Jadi, si mas-mas ini juga nyadar daritadi si nenek mondar-mandir kayak kesesat gitu nggak tau arah jalan pulang. Si nenek juga disitu bilang kalo dia cuma inget memorinya tiap siang doang.

"Saran saya mah ya, mending bawa ke kantor polisi aja. Jaga-jaga aja, takutnya mah modus."

Make sense dan saran yang cukup wise menurut gue. Selain karena gue juga nggak tau proses masukin orang ke panti jompo tuh gimana--ya masa langsung nitipin gitu aja kaya kucing, nggak mungkin kan?--, it's such a scary world out there. Kalo baca berita sekarang, dunia udah gila dan stranger kadang bikin gue parno. Jadi ya cari aman aja, kita bawa si nenek ke polsek deket situ. Di mobil, si nenek yang linglung nanyain terus-terusan 'kita mau kemana?'.

"Ini teh nenek mau dibawa kemana?"
 "Mau ke kantor polisi nek."
"Da nenek mah teu boga salah naha di bawa ke kantor polisi?"
"Engga nek, biar nanti dianterin pulang sama pa polisi."

3 menit kemudian...

"Ini teh nenek mau dibawa kemana?"
 "Mau ke kantor polisi nek."
"Da nenek mah teu boga salah naha di bawa ke kantor polisi?"
"Engga nek, biar nanti dianterin pulang sama pa polisi."

2 menit kemudian...

"Ini teh nenek mau dibawa kemana?"
 
Huff.... skip.
Akhirnya kita sampe di polsek. Jadi, begitu kita nyampe polsek, si nenek freaked out karena dia ngerasa takut dipenjara padahal dia nggak punya salah apa-apa. Dia cuma kepengen pulang ke Batujajar. Si nenek nangis dan sumpah... kita di situ langsung diem kepengen ikut nangis juga, speechless, bingung harus ngapain. Si nenek nggak mau stay di situ karena takut dan kita pun bingung karena udah jam setengah 10 malem juga. Polisi yang ada di situ dengan brengseknya nggak ngelakuin apa-apa. They were just like

'Wah hebat ya kalian mau nolongin si nenek'.

Hahaha.

DAN TAU GAK SIH INI TAI BANGET. Bener-bener truly definition of tai.
Semua polisi di situ nggak ngebantu sama sekali. Gini ya, kita nganterin si nenek ke polsek tujuannya kan supaya bisa ditindaklanjutin sama pihak polisi. Tapi ini mereka malah nggak ngelakuin apa-apa, dong. Mereka malah NYURUH kita (which is para cewek-cewek SMA yang masih berkewajiban buat pulang ke rumah) buat nganterin si nenek ke polsek Batujajar. The hell.. pemikirannya gimana. First thing first, kita jelas-jelas dateng ke polsek buat minta bantuan mereka supaya si nenek ditindaklanjutin. Kedua, mereka malah nyuruh cewek-cewek 16-17 tahun buat nganter si nenek jam 10 malem ke Batujajar (yang so far away banget) sementara mereka malah asik-asikan ngopi. Ketiga, salah satu komandan di situ (i dunno exactly sih, tapi polisi lain yang ada di situ manggil dia 'Dan' dengan attitude segan, jadi gue asumsikan dia komandan di situ) malah nyuruh kita ngebawa pulang si nenek ke rumah salah satu dari kita. Ya ga kebayang sih gue bawa pulang si nenek ke rumah trus bilang ke ortu 'Mah.. ini ada nenek nemu di jalan'.... kayak mungut kucing aja. Keempat, kalo emang segampang itu pun, ya kenapa nggak anda aja yang ngebawa si nenek pulang ke rumah? Dengan brengseknya si komandan itu langsung tancap gas pulang ke rumah. Bahkan dia nggak ngasih arahan ke anak buahnya (yang mungkin sama-sama bingung juga kayak kita) harus ngelakuin apa. Intinya, kita nganterin si nenek kesini aja nggak ada bantuannya samsek, nganterin si neneknya ke polsek Batujajar pun mungkin nggak akan jauh beda. Mereka mungkin malah lebih bingung kalo kita bawa kesana.

Hampir 1 jam kita di sana dan nggak dapet bantuan apa-apa, sementara waktu udah makin malem. Si nenek nangis di bahunya Mon, nggak mau ditinggal sendiri di sana. Tiap kita bergerak, si nenek ngikutin kita. Kita yang udah harus pulang akhirnya satu persatu masuk ke mobil sampe akhirnya tinggal Mon sendirian nemenin si nenek. Sampe mobil udah siap pergi di gerbang, Mon ngelepas nenek dan masuk ke mobil.

Trus tau nggak?
Neneknya lari sebisa mungkin ngejar mobil kita
sambil
nangis.

And the polices out there weren't even trying to chase her. Dibiarin gitu aja, sampai mungkin akhirnya si nenek tersesat lagi di jalan.

Di situ, seisi mobil langsung sunyi, sampe akhirnya satu persatu dari kita nangis. Rasanya tuh... miris banget. Sedih campur marah. Sedih, untuk tau nasib si nenek yang dibuang anaknya-kesesat-bingung-nggak dapat bantuan pula. Marah, sama polisi barusan yang nggak ngebantu sama sekali. Langsung keinget mama di rumah.. kalo udah tua dan nggak inget jalan pulang, akankah ditreat dengan cara yang sama?

Maafin kita nenek...


Trus Mayang ngajak kita ke istiqomah, buat shalat isya sekaligus doain si nenek. Trus taunya nyampe di sana kita nangis lagi. Huhu. Yaudah aja karena udah makin malem, kita pulang. Kita ke Dago dulu buat nganter Anas balik. Anas turun, Hani gantian nyupir trus kita caw ke arah Setiabudi nganter Mayang. Hani waktu itu masih down banget gara-gara tragedi nenek, nggak fokus ngeliat kalo lampunya udah merah dan nyenggol motor di sebelah kanan. Spontan aja dong, kita langsung buka kaca dan ngeliat keadaan mereka. Motor yang udah jatoh waktu itu ternyata ngangkut satu keluarga kecil; bapak, ibu sama anaknya yang masih kecil. Hani nanyain keadaan mereka trus bilang kita mau minggir dulu soalnya posisi kita ada di tengah jalan.

Pas Hani mau minggirin mobilnya ke tepi, di saat yang sama ada orang yang ngegebrak mobil sambil teriak provokatif
"KELUAR WOY!"

Sumpah, serem banget. Semua langsung deg-degan dan nyoba buat tenang.
Kita diminta dateng ke pos polisi yang kebetulan ada di sebrang tempat kita parkir. Di situ gue bingung, mana si korbannya... soalnya di tempat jatuh tadi dan di pos polisi udah nggak ada. Si polisi minta kelengkapan suratnya Hani, dan di saat yang sama gue nanya apa yang harus dilakuin saat itu.

"Jadi ini harus gimana pak langkahnya?"
"Minta orangtuanya ke sini dulu aja ya, Dek. Trus tunggu di sini sampai orangtuanya dateng."
"Iya udah dihubungin pak. Trus korbannya gimana?"
"Diselesaikan dengan cara damai, Dek."
"Iya, langkahnya harus gimana Pak?
"Diselesaikan dengan cara damai."
"Langkah saya sekarang harus ngapain pak?"
"Menyelesaikan masalahnya dengan cara damai, Dek."

Holy fuck you said that thrice already. Ya gue tau nyelesain masalahnya dengan cara damai bukan pake tawuran tapi sistematikanya itu loh gimanaaa!?!?!?!?

Akhirnya based on my dad instruction, gue datengin keluarga korban yang ternyata ada di seberang jalan satunya trus nanyain keadaan mereka. I saw no police there. Kesel gue, menurut gue di keadaan seperti itu prioritasnya adalah nyelametin korban, bukan ngurusin surat-surat kita dulu (karena bisa menyusul kan? sementara kondisi korban mungkin aja udah urgent, tapi polisi gaada sama sekali yang ngecek). Duh untungnya keluarga korban maklumin banget dan paham kalo itu musibah. Nggak ada sikap yang nggak mengenakkan sama sekali.

Yang provokatif ngegedor-gedor mobil (yang ternyata sampe penyok gedornya) sambil teriak tuh ternyata mang-mang gerobak yang nimbrung,
"Tadi saya sampe lari lompat dari gerobak saya."
Kesel gak sih.

Akhirnya keluarga korban kita bawa ke Borromeus buat ditanganin karena si bapaknya got some injured on legs. Kita semua nungguin sampe keluarga Hani dateng dan jam 2an gue pulang dijemput Mba Yaya sama Kak Tasdik...


What a day full of tragedy yah.

P.S: later we know that there's no serious injury on the victims. Alhamdulillah.

2. The Ending of my Apprentice Task

Kayaknya gue juga belum cerita tentang magang gue di Gogirl! as their apprentice. Jadi, anak-anak pemenang Cerita Kita Casting Call ditawarin sama Gogirl! buat jadi apprentice mereka, semacam contributor-nya website dan instagram mereka. Jelas gue mau dong pas ditawarin. Bisa buat nambah pengalaman, menuhin CV plus nambah uang saku gue juga. Gue ngambil bagian foodie dan ditempatin di bagian drinks. Hihihi syenaaang so basically tugas gue cuma liputan-makan-nulis aja kan. Untungnya gue juga kebetulan suka topiknya. Jadi enjoy banget tiap minggu keluar buat liputan pulang sekolah, makan, foto-foto, nulis dan begitu seterusnya.

Kalo bukan karena tugas apprentice juga, mungkin kamera gue nggak bakal dipake lagi. Sebenernya gue udah saving dari lama biar bisa beli Fujifilm X-E2 biar makenya praktis banget gak kayak SLR D3000 jadul gue (yang lack of feature juga sebenernya, nggak bisa foto dari screen dan nggak bisa video huhu syedi). Tapi karena belom cukup, akhirnya gue pake buat beli lensa fixed Nikkor 35mm f1.8 yang gue pikir cukup menunjang tugas apprentice gue ntar. Biar foto-foto hasil reviewnya bagus. Daaan so happy banget sih, glad that i bought it karena hasilnya pun lumayan banget (tapi masi pengen X-E2 juga huhu).

Masa apprentice gue berlangsung selama 3 bulan kontrak. And to be honest, those 3 past months were full of ups and downs. Masa apprentice bikin gue belajar cara me-manage waktu yang baik, mulai dari misahin waktu nugas, liputan (yang kadang bisa sampe ke beberapa tempat dalam seminggu), sekolah, dan lain lain. Temen-temen ngeliat masa magang gue ini adalah hal yang super asik karena gue kerja untuk makan, foto dan dibayar. Hufff... ternyata tidak semuanya menyenangkan, people. Hahaha.

Gue jadi ingat beberapa minggu lalu, gue berencana dan udah buat janji dengan human resources sebuah kafe di Bandung untuk ngeliput kafe mereka. I was nervous since it was my first reporting. Tau ketakutan gue apa? Being underestimated. Tapi gue terus meyakinkan diri gue dengan bilang 'It's okay. It's going to be okay. Professionals don't discriminate work by age. Mereka pasti objektif, kok'.

Waktu gue nyampe di sana, orang yang menyambut kedatangan gue tampak surprised dengan air muka bingung sambil bilang,

"Loh, masih muda banget ya ternyata."

But she was nice. The interview went not as well as i hope, karena gue ngerasa kaku banget di situ. Awkward, nervous, that's what i felt. Gue pun minta izin buat ikut fotoin proses pembuatan minuman di balik bar. Here comes the bad part.

Gue yang lagi ada di pantry lagi ngefotoin si barista yang lagi demo bikin minuman. Ternyata, di bar itu kebetulan lagi ada owner kafenya, tepat di seberang gue sama si barista. Gue nyadar lagi diperhatiin, tapi gue saat itu focus on taking pictures. Sampe akhirnya si owner ngeluarin smirk-nya, trus evil laugh bilang

'Serius? Haha, masih SD kali yang ada!'

dan si barista pun ikut ngekeh ketawa trus ngelirik gue.

I was beyond mad. Ketakutan gue bener-bener jadi kenyataan. Di situ gue langsung minder parah. Langsung insecure banget dan kesel. Pengen ngembaliin mood juga nggak bisa jadi baik lagi. Selesai reporting dan foto-foto, gue nyuruh kakak gue ngabisin treats yang mereka kasih karena gue nggak punya appetite buat konsumsi itu semua. Kata-kata si owner cafe yang tadi terus kebayang-bayang di kepala gue.

My sister knew there was something wrong. So we hurried up our work and said goodbye early. Sebelumnya, kita ditawarin buat ikut cupping tapi gue menolak dengan alasan ada liputan lagi setelahnya. I just can't stand longer there. Jadilah, begitu nyampe mobil, gue langsung nangis dan cerita tentang perilaku si owner cafe yang sangat nggak menghargai gue dan malah insult gue. I swore that i'll never go back to his cafe anymore. Gue jadi insecure parah buat liputan selanjutnya.

It was a bad moment, tapi setidaknya ngebuat gue belajar. Di liputan selanjutnya, gue lebih dandan dan make baju yang lebih dewasa supaya meminimalisir kemungkinan bakal di-underestimate karena physical appearance gue yang mungkin remaja banget. Nah di liputan selanjutnya ini, justru sangatlah sebaliknya. Gue diperlakukan dengan sangat sangat baik sama manajernya, even dia tahu gue masih anak sekolahan. Dia melihat gue sebagai pekerja yang melakukan tugasnya, bukan sebagai anak remaja tanggung. He even said he was proud of me and what i'm doing in my life for such a young age. Beliau orang yang sangat respectful dan objektif. Kontradiksi banget sama liputan sebelumnya. Maka dari situ gue bisa menilai owner cafe yang nge-insult gue kemarin sangatlah nggak profesional, and i realized that i shouldn't have to be insecure because of a person like him. So, the second reporting process went really well and fun, they even treated me with lots of foods.

Someone said to me, 'Udah, kalo gitu mah review cafe A didikitin aja dan dikritik lebih pedes, kalo cafe B dibanyakin!"
I was thinking of it too, but it wasn't happened. If i did so, that made no difference between me and the jerk cafe owner that once insulted me, which is being unprofessional and subjective.
Biarkanlah masalah itu nyangkut di urusan pribadi aja, nggak usah memengaruhi penulisan review gue terhadap cafe tersebut.

And yeah, my apprentice task is over now. Sebetulnya gue pengen banget ngeperpanjang masa apprentice, unfortunately ngeliat waktu belajar dan les gue di kelas 3 yang gila-gilaan bikin gue harus nolak tawaran tersebut. But really, it was such a HUGE lesson. Mungkin pelajaran yang gue dapetin selama 3 bulan sebagai 'pekerja' hanyalah sebagian kecil dari realita dunia kerja. But still, i embraced it and i'm so glad that i got the opportunity to experience them in such young age.

Bagi yang mau liat artikel-artikel foodie gue, cek di websitenya Gogilrl! ya :)

3. Worst Mudik Ever!

Salah satu momen di bulan Juli yang nggak bisa gue lupain adalah waktu mudik. Seriously, it was the worst mudik ever! Biasanya, perjalanan mudik gue dari Bandung ke Slawi nggak lebih dari 12 jam. Tapi ternyata tahun ini rekor banget, nyampe 22 jam. Sebenernya gue fine fine aja mesti berlama-lama di perjalanan, tapi ngedenger stok bensin di tiap pom bensin Jawa Tengah pada habis (sampe bikin mobil-mobil kehabisan dan ngantri bensin. Btw waktu itu saking langkanya bensin dijual eceran sama calo sampe seharga Rp50.000 perliter), keluarga gue parno bakal kehabisan bensin di tengah jalan. Akhirnya kita cuma nyalain mesin mobil pas ada pergerakan doang (itu pun pergerakannya mini banget cuma beberapa meter).

Gara-gara itu, kita terpaksa juga harus nahan nggak pake AC di sepanjang siang bolongnya Brebes yang panasnya udah kayak oven. I wet my shirt and even cried for it, soalnya gak nyampe nyampe huhuhuhu dan pergerakannya super dikit di saat jaraknya masih jauh gila. Kita literallty kejebak di tengah ladang jagung, siang bolong, frustasi. Sumpah it was the most frustrating moment i've ever had. Gue nggak yakin bakal ikut mudik tahun depan.

4. School is starting

Kali ini gue lebih excited pergi ke sekolah dibanding sebelum-sebelumnya. I'm trying to make the best out of it, apalagi masa belajar gue di sekolah cuma tinggal 8 bulan. Senior year, baby! 

quotes

8:18 PM

I exist as I am, that is enough -- Walt Whitman

mimpi, realita dan dikejar waktu

4:27 PM

When you were young enough
Doing all that fun kid stuff
Did you think of what you'd be?

Marco Polo in the pool
Kickball games behind the school
Playing tag and hide 'n' seek

When you grow up, what kind of boy will you be?
Oh, what will you be?

Drawing pictures with some chalk
Raindrops wash it from the walk
Summer days it never ends

Spin the bottle on the ground
Watch it turning round and round
Maybe he will be my friend

When you grow up, what kind of girl will you be?
Oh, what will you be?

Will you write a book or invent a machine?
Will you be an astronaut or will you sail the sea?

(What will I be when I grow up?)
La la, la la, la la, la la
(What will I be when I grow up?)
(What will I be when I grow up?)
(What will I be when I grow up?)

When you grow up, what kind of person will you be?
Oh the things you'll be happy 

-------------------------------------


Waktu SD, saya punya banyak mimpi. Mulai dari jadi presiden kayak Megawati, jadi polisi biar kayak papa, jadi penulis KKPK yang dimana dulu hits banget, jadi host natgeo traveler kayak Ishai Golan, jadi hacker (sumpah).

Waktu SMP, mimpi saya jadi lebih sempit. Sebatas bisa masuk SMA 3 Bandung, masuk Unpad kayak kakak, terus masuk jurusan hukum atau akuntansi supaya nantinya bisa jadi notaris atau akuntan, dimana mostly mimpi-mimpi itu adalah mimpi ibu saya.

Masuk SMA, saya malah jadi males buat bermimpi. Mimpi saya jadi presiden kayak Megawati dulu? Funny to think how much i dislike her now. Saya juga benci banget politik dan muak liat berita tentang politik. Mimpi jadi polwan? Lebih lucu lagi sih ini, mengingat sekarang saya malah berharap if only papa nggak jadi polisi aja supaya bisa tumbuh bareng anak-anaknya. Mimpi jadi penulis novel? Saya bahkan nggak lagi menyukai nulis cerita. Mimpi jadi host natgeo traveler? Seriously, how many chance that a socially-awkward person could be a tv host???

See, you just read the skeptical thoughts of mine. And realized how a self-labeler i am.

Semakin kita tumbuh dewasa dan dihadapin realita, kita jadi takut buat bermimpi, iya nggak sih? Karena kita tahu, realita itu nggak indah dan bermimpi kadang hanya bisa membuat kecewa.

Tapi, realita juga bikin saya sadar--kita nggak bisa terus takut sama masa depan. Realitanya, siap ataupun engga, pada akhirnya kita harus memilih. And to chose the decision that basically will change the whole life in front of us, we need to be sure.

Kita dikejar waktu, kawan.
Dikejar waktu untuk yakin terhadap pilihan kita.
Dikejar waktu untuk tahu apa yang sebenarnya kita inginkan.
One last year.


When you grow up, what kind of person will you be?

so today

PSP

9:51 PM

Halo, semuanya!


Nggak kerasa udah mau bulan mei lagi. Bulan ke-5. Resolusi saya di awal tahun 2016 buat nulis tiap minggu dengan embel-embel 52 weeks blog challenge ternyata lapur gitu aja jadi sebatas wacana hahaha. Tae banget. Sebenernya pengen banget bisa ngeblog rutin tiap minggu, tapi apadaya kadang lupa atau nggak sempet. Anyway, rutinitas dan kesibukan saya akhir-akhir ini disponsorin sama kegiatan PSP di sekolah. Bisa dibilang, kesibukan PSP ini jadi wake up call saya kalo saya sekarang lagi di masa SMA. Entah gimana ya, tapi saya baru ngerasa momen SMA dimulai semenjak kegiatan PSP ini dimulai, hehe.

Oh ya, PSP itu event Pekan Seni Pelajar yang rutin diadain di sekolah saya tiap tahun di kelas 11. Semacam art performance gitu deh. Angkatan saya, 2017 kebetulan dapet giliran teater. Awalnya rada kecewa sih kenapa nggak film aja (sooooide) tapi setelah dijalanin dan dipikir-pikir lagi, theatre was okay too. Malah bisa dibilang ngebuat saya sama anak kelas lainnya yang nggak begitu deket jadi bonding satu sama lain. Lewat teater, kita eventually dipaksa buat latihan gabungan terus menerus bareng-bareng dibanding film yang take-nya bisa diambil sesuai sama kebutuhan perannya dan shooting-nya bisa jadi misah-misah. Jujur aja, saya baru ngerasa (sok) 'sibuk' di SMA lewat kegiatan PSP (karena pas event f2wl rasanya nggak sesibuk 'itu' --kecuali waktu saya masih gabung divisi acara).  Nama tim produksi kelas saya 'La Sociale'. Simpel, ya? Dari namanya juga semua bisa tau kalo itu kelas IPS. Anyway, di tim produksi kelas, saya kebetulan dapet job jadi sutradara.


...saya juga nggak ngerti kenapa saya bisa ditunjuk (dan pasrah aja) jadi sutradara.

Saya literally buta b a n g e t  soal teater.

Here's the thing. Waktu awal masuk SMP, saya sempet kepengen masuk ekskul teater (setelah dibujuk rayu kakak kelas yang ekskulnya teater juga)... simply karena Citra Kirana jebolan ekskul teater sekolah saya (ya.... terus.... kenapa....). TAPI. Iya ada tapinya. Setelah ngeliat how they works and performs pas demo ekskul (dimana mereka kabaret gitu di tengah lapang diliatin ratusan anak), saya langsung mundur kabur gak jadi ikut first meeting perekrutan anggota teater yang baru hahahaha! Theatre is not my thing. I didn't have the guts to act in front of hundred peoples. Jadi, yap, sampe saya kepilih jadi sutradara PSP kelas pun saya gak tau apa-apa soal teater.

Thanks to Tuti ma bestie (btw kalo dibaca bagus siah berima) dan Kana, mereka berjasa banget ikut nyumbang based-idea cerita PSP kelas saya. Proses pengajuan sinopsis alhamdulillah nggak ada kendala sama sekali dan langsung di-acc sekali cek. Yang jadi kendala adalah.. script yang gonta-ganti dan harus direvisi berulang kali (even sampai H-1 gladi kotor kemarin) karena satu dan lain hal.

Ternyata jadi sutradara asik. Saya jadi salah satu orang di balik layar, bukan di depan (saya ogah banget kalo harus acting). Mulai dari casting pemain, latihan per-scene, ngatur keluar masuknya pemain, diskusi ini-itu sama koordinator tari, properti, musik & video sampe latihan gabungan. Dua bulan ini kita lakuin semuanya lancar banget, guys. Nggak lancarnya cuma di bagian kelas kita nggak pernah nggak ngaret kalo ada latihan yang kadnag-kadang leletnya bikin gondok setengah idup.

Gara-gara PSP ini, saya nggak ada waktu buat ngadain me-time di waktu weekend (re: leha-leha nonton tv dan bolak balik dapur). Sabtu & minggu pasti latihan. Anyway, jujur aja saya sempet hopeless banget sama progress PSP kelas. Kayak udah mau nyerah, kalah duluan aja. Abis jenuh banget ga boong latihan mulu, apalagi kalo ada yang harus diulang-ulang supaya lancar. Tapi begitu udah mulai latihan gabungan sampe akhir... terharu. It's like piece to pieces of a puzzle finally collected and united together. :')

Kita baru aja gladi kotor (re: penilaian oleh panelis) hari Sabtu kemarin, and suprisingly hasilnya lumayan bagus! Saya dan yang lainnya tinggal prepare buat hari H, 14 Mei di Taman Budaya Jawa Barat. So, seems like i need more 2 weeks to rest my ass off! Saya kangen banget bisa males-malesan seharian di ruang tv dan istirahat. Kayaknya rumah saya sekarang cuma jadi persinggahan sementara buat tidur doang huhu.

However, saya rasa PSP bakal jadi salah satu kenangan SMA yang krusial. I tried so hard to make these past 2 months (of my precious leha-leha time) worth it. Dua bulan ini, saya ngerasa kepribadian saya ngalamin progress ke arah yang lebih baik. I took the risk dan belajar buat keluar dari comfort zone, cobain hal baru, belajar buat nyelesain tantangan & ngadepin kejadian (dan assholes) yang nggak menyenangkan.

PSP kurang dari 3 minggu lagi. Doain saya dan teman-teman, yaaa. (plis)(wajib)(maksa)(hehe)(bye).


random

kenapa saya suka blogging

8:03 PM

1. i have lot of thoughts to be expressed though sometimes they couldn't be fathomed into constellation (lah)

2. i didn't write it for anyone's comment
3. gaada yang komen aneh-aneh (re: ngejek) kalo saya ngepost yang melankolis

Taman Lansia

1:25 PM




I rarely go to park though i always imagine the picture of myself walking through the Central Park, Manhattan since it's always been my dream.. or do the hanami under the pinkish sakura trees in Tokyo or Osaka. Duh amin banget gak sih? Hahaha. Tapi ironis juga.

Well, actually, i went to elementary school in front of the park, Taman Kartini. We played everyday in the park as the school's over. They used to have swing and 'enjot-enjotan' there but it's broken since we played it radically. Tau gak, ayunan yang ada dua bangkunya hadap-hadapan (yang seharusnya diayun pelan-pelan)? INI JADI KORA-KORA DUFAN WOY. Hahahaha gila emang. Also i remember that i used to visited a lot with Chika and singing (and curhat) together under our favorite bench. Also, our school was having a camp there (hahaha yes we literally camping in front of our school). Aaaah... i miss those things. But unfortunately it wasn't well-managed back then. The river was stink, as i remembered. But that's a long time ago. For years i don't visit Taman Kartini anymore since i finished elementary. Writing this post makes me want to check it out again & reminisce my memories :')

About 2 or 3 weeks ago i went to Lansia Park with (the whom else) Rasyid. We went mabal together actually hehehe but we ran out of places.. so after spending our morning at McD and Bubur Padjajaran, we finally made our decision to visit the Lansia Park.

Thanks to our city major Ridwan Kamil, the park was surprisingly good & well-managed! Aaah it was such a comfy place to take a rest or play. Seriously, the park was really beautiful. I even saw people set up a hammock between the trees and just laying in there.



Adem.
Banget.



So after strollin the park back and forth we decided to take a rest and ate some durian ice cream. Ah :')




Overall, it's been a wonderful time that i visited the park after all this time. I love green things. But i left there soon cause it was raining and i wanted to pee. I saw a small building with 'WC' written, but i didn't think it's still has it function because all i saw was people washing their clothes there haha... too bad.

foodies

Baker Street

11:44 AM

I'm a huge fan of tea, but sometimes i choose coffee over tea. Oh, and i forgot to tell you that i love coffee shops (well, generally i love any cafe, restaurant, food stalls--basically places that sell food&drinks-- but there's always special about coffee shop). I don't always drink coffee but when i do, that's when i got lots and lots of homework. Hehe! Yesterday i finally had a chance to visit Baker Street with my sister Mba Yaya. She happened to be the one who ask me to go, actually. And of course, i said yes. So after the school over, she picked me up at school to go to the Baker Street.

I brought my freakin' math homeworks and picked us a seat that catched my eyes. This view from my spot, to me, is lovely! 



I ordered my all-time favorite creme brulee latte. Well, that 'Little Women' book is just a prop. I'm not betraying my math homework :')



Mba Yaya ordered a scrambled egg, lychee tart (or pie? that i thought a lil strange because it doesn't work to me. I love Baker Street's ambience and their homey decoration. However, i thought they kinda lack of food varieties and a little bit too pricey while there is nothing special with the taste.

Anyway, cannot resist to not taking a picture in this spot!



Baker Street
Jl. Cimandiri no 18 Bandung


deny & try

11:34 AM

Sometimes reality has a way of sneaking up and biting us in the ass. And when the dam bursts, all you can do is swim. The world of pretend is a cage, not a cofoon. We can only lie to ourselves for so log. We are tired, we are scared, and denying it doesn't change the truth. Sooner or later we have to put aside our denial and face the world, head on, guns blazing... Denial. It's not just a river in Egypt. It's a freaking ocean. So how do you keep from drowning in it?



We live in denial. We tell lie, simply because the truth hurts. We sometimes deny about our own selves to ourselves. Because it sometimes embarassing. Or we look at it as a thing or two that could break us down to the bottom, therefore we deny it, and we use it as a justification.

I denied a lot. I deny the fact that something's wrong in my life because it all seemed runs perfectly. My life.. literally runs perfectly. I achieved all the good grades and made myself to the top three rank all these years, i got so many lucks at some events and stuff, i was trusted to be the director of my class' theatre project and the other, but still.. something is missing and i deny it. I deny the fact that sometimes all i feel is lonely and i need a friend to talk weirdly to.

I deny the fact that i always feel insecure about myself. About my heights or weights. I deny it that i always say 'yes i am not skinny & i don't give a damn about it' to everyone while in fact i do give a damn. Also about my lack of communicafion skills because i am such a freakin socially awkward. About my bad ability of maintaining small talks because i only do deep talks but sadly that's such a rare thing to do with strangers. It is truly hard to become an introvert.

I denied and lied because i have another think coming that maybe--just maybe, by denying the fact that i'm not that kind of person, i really suggest myself that i'm not that person nor will be.

I tried,
everyday.

I used to try to deny all the facts that possibly break and bring me down.
I used to deny that something is wrong.
I used to.

But all those trying effort seemed even more wrecked me up. It's exhausting to deny and deny. And somehow, after walking through the denial phase for so long,

i
feel
relieved
as i accepting the truth
that i am broken
that i am a mess
that i used to be such a snob.

It breaks me down.
It does,
but it's not as hurt as the denial.

The truth bites. I accepting the truth that sometimes i am too pridey and have a huge ego to start the conversation or to approach my friend first. I always wanted to be the one who being approached. That bad ego of mine is the one thing that complicates my communication. That's why i hardly bond with people.. I never wanted to make the first move, because i justified my introversion personality for a self-defense.

The fact that i've been living through the denial, also, is such an example of my freakin huge ego.
That's the real me.

But at least, i tried. I tried to control my ego and improve my social communication skill. I tried to be a better person, though i will never be perfect at it. Because all of us, humans, can do is try to be a better human-being.

geez

7:56 PM


TELAT BANGET GAK SIH KALO BARU SUKA LAGU INI?

PLIS.

ENAK. PARAH. AND IT GIVES ME GOOSEBUMPS. JUST LIKE THE OTHER OF HIS SONGS.

DAN LAGU LAGUNYA DIA DI BLUE NEIGHBORHOOD... GEEZ.

BEGINNING TO LOVE TROYE :')

quotes

I Origins

7:43 PM

Ian: I don't believe in luck. I do believe we've known each other since forever, though.
Sofi: Really?
Ian: Yeah. You know how? When the big bang happened, all the atoms in the universe, they were all smashed together into one little dot that exploded outward. So my atoms and your atoms were certainly together then, and, who knows, probably smashed together several times in the last 13.7 billion years. So my atoms have known your atoms.My atoms have always loved your atoms.



do reconsider everything

7:33 PM

Nowadays, saya banyak nerima komen, yang entah sekedar jokes iseng atau jokes yang tersirat hate message di dalemnya. It's about my physical appearance. I'm not as tall as my friends, nor as skinny. Saya nggak tinggi. Perhaps only 150ish on heights and 50ish on weights. Langsing? Hahaha enggak! But believe me, tanpa orang-orang ngasih tau atau ngejek pun, saya sendiri udah tau kalau saya nggak tinggi dan nggak langsing. Paha saya gede dan lengan saya ngegelambir, i admit that, dan saya menyadari kalo itu pengaruh genetik. Keluarga besar saya yang cewek rata-rata emang besar di paha dan lengan. Well, i'm trying to be a positive-thinker, tapi lama-lama kok rasanya bete juga ya?

I'm saying this so people could RECONSIDER about what they say about the others. Mungkin klise, tapi perkataan seseorang emang bisa jadi berpengaruh besar ke dalam mental seseorang. It's not joke anymore when it's related about someone's physic, at least menurut saya. Karena menurut saya, tubuh seseorang adalah hal privasi dan bagaimana pun bentuknya merupakan pemberian dari Tuhan. Mau dia deformed, ada tai lalet segede gabannya lah, ada frecklesnya lah, ada stretch marknya lah, ada bekas lukanya lah, gendutnya berlipat-lipat lah, still... it's what God gave to them. To us. Sayh yakin nggak ada satupun manusia yang sempurna. Bahkan supermodel kelas dunia macem Cara Delevigne ato Lily Aldridge aja pasti ada kekurangannya.

Seriously, people, terutama cewek (sori, tapi kebanyakan emang yang heboh soal ginian tuh cewek), STOP expecting people to fit your standard. Berhenti ngerendahin perempuan lain dengan cara ngelontarin jokes atau ocehan iseng tentang physical appearance mereka kayak 'pendek banget sih lo', ato 'gila liat tuh paha lo!', cuma karena physical appearancenya nggak sesuai sama standar ideal atau enggaknya seorang cewek. Makanya saya nggak heran kenapa most in case perempuan sering direndahin laki-laki. Bukan cuma karena patriarki, tapi juga karena kita sesama cewek aja masih suka ngerendahin satu sama lain. Saya ngutip quotes dari film Mean Girls; saying other girl a bitch makes us girls being called as bitches by the guys. Kalo kita pasang mindset semua cewek tuh dianggep cantik ato ideal kalo punya badan kayak Kendall Jenner, it's not their faults that the boys always judge us by our physical appearances, dong? Padahal, kita sebagai cewek tuh kan  l e b i h  d a r i  i t u. Lebih dari sekedar bodi kayak gitar spanyol, lebih dari sekedar thigh gap... lebih berharga dari penampilan kita dari luar. We're more valuable than the numbers on the scales. Kita harus ngeliat diri kita sendiri dan orang lain jauh lebih berharga dari sekedar angka. Kalo pandangan kita akan harga seseorang sebatas itu, kita juga akan dinilai seperti itu oleh orang lain. Nggak mau, kan, dinilai cuma berdasarkan physical appearance doang, di saat kelebihan-kelebihan kita yang lain nggak di-notice?


Also, just like what i've said, tanpa diejek pun, para victimnya sendiri mungkin udah admit dalam diri sendiri kalo mereka nggak sempurna. Misalnya saya. Saya gak langsing? Yes. Paha saya superhuge? Iya, bener. I'm not even denying it. Syukur kalo victimnya egp aja sama apa kata orang-orang. Tapi gimana dengan orang yang naturally sifatnya overthinking & insecure? Mau nggak mau mereka bakal ngasih sugesti ke dalem diri mereka kalo mereka benar-benar se-'cacat' itu, sejelek itu, se-enggak berharga itu. Dan fyi, sugesti dalem diri tuh efeknya kuat banget sama mental kita. Bisa mengakibatkan stressed, depressed, atau mungkin nimbulin masalah yang lebih parah like eating disorder, such as anoreksia dan bulimia. Kalo udah kayak gitu, siapa yang mau tanggung jawab? Apakah salah mereka yang punya tubuh nggak sesuai sama standard kamu? Salah orang tua mereka yang udah ngebesarin mereka sedemikian rupa? Atau salah kamu yang nge-bully dia psychologically tapi nggak sadar? Ya.. kamu bisa simpulin sendiri.

So, back to the point, saya harap kita semua bisa dan akan lebih wise buat ngelontarin omongan secara langsung ataupun di sosmed. Please reconsider everything before you fully understand how it could affect to everyone.


P.S: One more time, yes, i'm not tall nor skinny. But ain't nobody can be me. Ada banyak orang yang sayang sama saya & saya ngerasa hidup saya nggak kekurangan apapun. Saya berkarya dan berprestasi di berbagai bidang... dan saya ngeliat itu jauh lebih berharga daripada angka yang muncul di timbangan saya. Jadi mau orang-orang bilang saya pendek atau buntet, still... i have lots and lots reasons to be proud of! Hehe.


Cheers!
Ocha.

random

-

7:29 PM

Pernah nggak sih ngerasa takut sama sesuatu setelah berkaca sama kejadian yang dialamin seseorang?
Misalnya, temen kita abis kecelakaan motor nih.. trus kita jadi parno naik motor gara-gara kejadian dia.

I know it maybe sounds overrated, or sounds too early for a 17 year old girl.. but i'm afraid of marriage.

about me

Cerita Kita Casting Call batch 3

4:05 PM


Halo semuanya!
Tau nggak... march turned out hid something good! :')

dan ini saking excitednya bingung mo nulis darimana loh...

Oke, Cha, take a deep breath.

Semua ini berawal dari waktu aku lagi di Tako Lada bareng Rasyid, buat makan sekaligus... ehm, numpang wi-fian (hehe!). Kita nangkring di sana berjam-jam sambil laptopan, mulai dari mantengin youtube nontonin video-video lucu sampe pada akhirnya berakhir di website Cerita Kita. Naaah kebetulan nih, udah beberapa bulan ini aku emang doyan mantengin websitenya majalah Gogirl! sama Cerita Kita. Simply karena isinya emang berguna banget mulai dari beauty tips sampe relationship, plus banyak artikel-artikel yang appeared di majalah edisi lama trus dipost lagi.. hehe! Pas buka websitenya Cerita Kita itu lah aku ngeliat banner Cerita Kita Casting Call batch 3. Yap, ini udah yang ketiga kalinya Gogirl x Clean & Clear ngadain casting call Cerita Kita buat ngundang cewek-cewek jadi kontributor di websitenya. Sempet tertarik sih buat ikutan batch 1 sama ke-2nya, cuma event itu dua kali berturut-turut diadain di Jakarta.. eh begitu ada tulisan 'Jakarta, Bandung & Surabaya', i was like... I NEED TO JOIN THIS.

 Aku nggak langsung register buat ikutan seleksinya. Udah pesimis duluan abisnya. Udah tau nggak mungkin bakal menang, secara pasti banyak banget jaman sekarang yang fotonya bagus-bagus. Setelah didorong beberapa kali sama Rasyid, akhirnya aku register tanpa ada ekspektasi apapun. Pas register waktu itu kita disuruh milih salah satu pilihan passion yang bakal kita ikutin workshopnya. Ada fashion stylist, beauty enthusiast, writing, sama instagram specialist. Di situ kelabilan kegalauan aku muncul. Writing atau instagram specialist ya? I was expecting photography, tapi ternyata nggak ada. Di situ aku sama Rasyid sempet debat lamaaa banget soal nentuin passion apa yang bakal aku pilih pas registrasi. Masalahnya, selagi registrasi itu kita harus turut nge-attach file yang berhubungan sama passion yang kita pilih. Jadi kalo kita milihnya writing, kita harus attach tulisan kita juga.

"Udah Cha, writing aja, kan maneh suka nulis di blog dan tulisan maneh bagus."
"Tapi blog aku isinya ga penting semua Syid. Masa mo nge-attach tulisan yang isinya ngeluh semua?"
"Ya udah instagram specialist."
"Tapi..."
"Udahlah writing aja."
"Ih tapi kan..."

kek gitu aja molo sampe lumutan.

Then i have another think coming. Kalo dipikir-pikir selama ini aku kalo nulis sesuatu pasti ada 'pause moment'-nya. Entah karena keabisan topik, bosen di tengah-tengah, ato kebanyakan mikir. Sementara kalo foto, aku cenderung spontanous dan nggak bisa berhenti buat ngejepret. Buat satu objek yang aku anggep menarik aja bisa sampe belasan kali motonya sampe dapet cahaya ato angle yang pas. Lagian aku nggak punya tulisan yang menurut aku cukup bagus buat di-attach pas registrasi, sementara foto ada lumayan banyak. Yaudah.. jadi.. ya gitu.. akhirnya aku milih instagram specialist.

Beberapa minggu kemudian aku liat Kak Nina Moran ngasih tau di instagram kalo nama 100 finalis Bandung udah keluar di website. Sumpah degdegan banget ngecek nama aku ada di list ato engga. Lumayan lama aku ngescroll list nama, udah sampe 50-an tapi nama aku belom ada juga. Ya udah lah pasrah... :')

Dan ternyata nama aku ada di urutan ke-81 dong. Seneng? Banget! Lebih ke lega juga sih lebih tepatnya. Dan ternyata disitu aku baru tau kalo Devita, Yedida, Icus sama Chiesa lolos ke 100 besar juga. Aku langsung buru-buru ngechat Devita sama Yedida, nanyain nanti sabtu (acara casting call-nya) mereka dateng ke Beehive ato engga. Devita sama Yedida ternyata nggak bisa. Aku mau ngeline Chiesa juga ternyata nggak punya contactnya (HAHA bodoh). Akhirnya di sana bareng Icus.

Aku dapet telfon dari Kak Michaela buat konfirmasi kehadiran sabtu nanti di Beehive. Asik! Hahaha kebetulan aku belom pernah ke Beehive (norak!) dan ide kesana bareng temen selama ini cuma H2C alias hayu hayu cicing doang. Aku juga langsung cari tau kegiatan casting call batch sebelumnya tuh ngapain aja. Rundown acaranya makin jelas begitu dapet detailnya via e-mail dari Kak Michaela.

 Hari Sabtu, 19 Maret kemaren akhirnya aku cus ke Beehive Cafe & Eatery dianterin Mama sama Papa, sekaligus mereka berdua mau ke undangan. Rencana sih berangkat jam 10 pas buat ngehindarin macetnya Bandung pas weekend, tapi ternyata ngaret gara-gara nyonya besar kelimpungan cari baju kondangan yang udah pada gak muat.. haha. Akhirnya kita berangkat jam setengah 11. Papa super ngebut dan nyelip sana-sini nyetir mobil. Nggak enak kalo ngaret, abisnya Kak Michaela bilang kalo bisa kita dateng sebelum jam setengah 12, tapi ini jam 11.15 aja baru nyampe di Pasteur.

Aku nyampe Beehive jam 12.40. Begitu masuk, kita harus nukerin produk Clean & Clear yang kita punya buat alat registrasi, dapet nametag, trus dituntun buat foto di photobooth. Disitu aku mikir mati gaya banget foto sendiri... eh ternyata dapet temen buat foto hehe hamdalah.

Bareng Kak Rizka di photobooth!


Aku kenalan sama Kak Rizka disitu dan akhirnya kita duduk bareng. Kak Rizka mungil banget, aku sempet ngira dia sepantaran sama aku padahal ternyata udah kuliah di FTSL ITB! Haha sotilnya muncul kan... Para finalis diminta buat makan siang dulu. The food was great. And anyway, ambience Beehive ini enak banget! Good food, good ambience meet our passion? Definetely couldn't ask for better! Gogirl! x Clean & Clear menurut aku pengertian banget sih, nyusun part makan siang sebelum coaching session & workshopnya dimulai. Abisnya ternyata kegiatan selanjutnya ini bikin capek banget.



Beres makan, coaching session dimulai. Sesi pertama dibuka sama Kak Nina Moran. Kak Nina ngejelasin gimana cara nulis yang bener dan trik-trik nulis yang bagus tuh kayak gimana. Nulis emang bukan hal yang gampang. Buat bikin tulisan, kita harus bener-bener fact-finding dulu. Nggak boleh asal nulis. Kita juga harus tau target market tulisan kita tuh siapa, supaya gaya tulisan kita bisa menyesuaikan.

Sesi kedua dilanjut sama Kak Githa Moran, fashion stylist Gogirl!. Waktu itu aku pernah baca buku No One to Someone, dan ternyata Kak Githa tuh udah megang rubrik fashionnya Gogirl! dari awal banget, waktu usianya masih 17! Kak Githa juga fashionable banget dari dandanannya. Di coaching sessionnya, Kak Githa ngejelasin tentang perbedaan antara fashion dan style, dan tentang gimana cara kita tau style kita itu sebenarnya kayak gimana.

Selesai Kak Githa nyampein materi, Kak Agnes Oryza ngelanjutin coaching sessionnya. Kak Agnes Oryza cantik banget, mulus banget kulitnya, lucu banget huhuhu sumpah dan rambut kriwilnya ituloh parah lucu banget!!! Kak Agnes ngenalin kita produk-produk make-up yang cocok buat remaja dan ngasih tips and trick make-up. Sayang fotonya ngga jelas gegara ketutup kepala-kepala orang.. haha.

Coaching session terakhir disampein sama Kak Pramudina, influencer instagram dari Bandung. Sebelumnya aku emang udah nge-follow Kak Dina (@prafr) dan instagram keduanya yang keren parah (@caelestiale). Kalo aku liat, feedsnya Kak Dina emang rapih banget, hampir semua post-nya tonenya seragam, trus dominan warna putih. Artsy banget pokoknya. Di coaching sessionnya Kak Dina ngejelasin gimana cara dapetin foto yang bagus, how to gain & maintain your followers dan lain-lain. Kak Dina cantik dan mungil bangeeet hehe.

Selesai coaching session, para finalis dibagi-bagi perdivisi passionnya buat nyelesain tugas yang dikasih. Aku yang ikut workshop instagram specialist bareng para finalis lainnya dikasih tugas buat capture produk Clean & Clear dengan manfaatin properti yang udah disediain dalam waktu 20 menit, untuk kemudian diupload ke instagram & bakal dinilai sama mentor kita (Kak Dina). I must say... waktu 20 menit itu bener-bener full of pressure banget. Para finalis langsung rebutan properti mulai dari kalung-kalungan, produk Clean & Clear, buah-buahan kayak apel, lemon, blueberry, figura Gogirl! sampe backdrop putih buat foto ala-ala still-life gitu. Sumpah, r e b u t a n. Dikit-dikit 'eh pinjem ini dong' ato 'boleh pinjem itu gak?'. Bahkan aku merhatiin ada beberapa finalis yang pelit susah diajak gantian properti... hahaha. Aku nggak tertarik buat gondok rebutan properti sama yang laen, jadi aku manfaatin properti yang aku punya di depan mata. Aku juga nggak sempet buat nyobain foto di backdrop putih yang udah disediain. Malah bisa dibilang aku cuma dapet properti dikit banget. Blueberrynya aja cuma dapet seuprit lol tapi gapapalah. Quality over quantity kan yang penting? (buset pede bener yaa ni anak satu). Aku juga sempet nggak pede karena ada beberapa dari mereka yang motretnya pake kamera, sementara aku cuma ngandelin hp. Aku mikirnya bakal ribet kalo motret pake kamera, belum mindahin filenya ke hp yang butuh waktu lama dan sebagainya. Akhirnya aku ngetegarin hati aku buat terus positive thinking (padahal mah fotoinnya juga sampe gemeteran). Masih asik foto-foto tiba-tiba ada kakak panitia dateng ke arah kita dan bilang "semuanya upload sekarang ya! Cepetan! Waktunya d u a  m e n i t  lagi!".

Crap.

Saat itu juga aku langsung duduk nenangin diri, dan mulai nyortir foto-foto yang kira-kira bagus buat diupload. Segeber mungkin aku edit, kasih filter, tulis caption, dan buru-buru upload fotonya ke instagram. aku langsung upload 3 foto sekaligus! Which is foto ke-lima yang aku upload hari itu... huhuhu maaf ya teman-teman aku nyampah! Padahal Kak Dina bilang kita nggak boleh over-upload ato nyampah post di ig biar nggak bikin followers jengah. Aku edit captionnya berkali-kali sampe aku ngerasa bahasanya catchy buat dibaca. Itupun sambil degdegan keringetan... panic attack diburu waktu!

Ini dia 3 foto yang aku upload ke instagram:



Cerita Kita Casting Call batch 3 hari ini bikin aku aware sama kulitku & tahu kalo di masa remaja kayak sekarang, tubuh kita bakal ngeproduksi keringat dan minyak berlebih. But don't be ashame to show yourself to the world, girls! Nggak usah khawatir lagi sama muka berminyak karena dengan pakai Clean & Clear foaming facial washm, muka kita bakal anti dari minyak selama 9 jam dan bikin kita tetep pede! No need to worry to show the world the real me! #cncinstagramcoach #castingcall #seetherealme.




Nggak usah khawatir lagi sama muka berminyak tiap mau party. Selalu prepare Clean & Clear oil control firm di tas kamu sebelum pergi, and you're finally ready to enjoy the party! No need to worry to see the real me! #cncinstagramcoach #castingcall #seetherealme







Dengan kandungan blueberry extractnya, Clean & Clear daily pore cleanser mampu ngejaga kulit wajah kita dari komedo, loh, Girls! Clean & Clear foaming facial wash juga bisa ngontrol minyak di kulit kita sampai 8 jam. So, no need to worry to show the real us to the world! #cncinstagramcoach #castingcall #seetherealme


Workshop ditutup dan acara dilanjutin sama coffee break. I must say that Beehive's mushroom ball tuh enak parah. Sayang waktu itu rada gerah udaranya. Beres coffee break, aku duduk di sebelah Icus & nyaksiin sharing session tentang kulit & produk Clean & Clear. Begitu sesi pertanyaan dibuka, aku langsung ngacungin tangan, di saat belom ada orang yang berniat nanya. Kenapa coba? Karena... di casting call batch sebelumnya, orang yang ngajuin pertanyaan bakal dapet merchandise dari Gogirl. HAHAHA dasar otak gratisan.... maapin. Aku waktu itu nanya tentang makanan yang merangsang timbulnya jerawat di kulit. Ternyata makanan apapun nggak ada pengaruhnya sama jerawat yang timbul di kulit kita, asalkan kita tekun ngerawat dan ngebersihin kulit kita. Jadi, isu kalo kebanyakan makan gorengan atau coklat bikin jerawatan itu nggak bener.

Asik beneran dapet merchandise lol! Aku dapet merchandise tas dari Gogirl!. Dan bener aja, the moment they gave it to me, mendadak banyak banget orang yang ngacungin tangan mau ngajuin pertanyaan. Ternyata yang otak gratisan bukan aku doang lol.

sharing session.

Sesi tanya jawab berakhir ketika merchandisenya udah abis waktunya habis. Acara dilanjutin sama pengumuman pemenang inspiring photo yang diupload ke instagram. Ya jadi dari awal acara emang udah dijelasin kalo bakal ada hadiah buat kita-kita yang ngeupload foto seputar event Cerita Kita hari itu. Ada 5 orang yang fotonya kepilih jadi inspiring photo... and it turned out i was one of them! Woohoo!



Pemenang inspiring photo maju ke depan dan ngedapetin voucher MAP senilai Rp150.000 yang nantinya bisa dibelanjain di beberapa storenya kayak Zara, Mango, Pull & Bear, Sport Station, dan masih banyak lagi. Lumayan banget kan? Yeay!

Acaranya berlanjut ke pengumuman finalis pemenang Cerita Kita tiap divisi. Ada 3 pemenang dalam satu divisi, which means pemenang totalnya akan ada 12 orang. Di situ aku baru tau kalo pemenangnya nanti nggak cuma jadi kontributor website Cerita Kita dan dapet kesempatan magang di majalah Gogirl!, tapi juga... iPad mini! Wow.

Yang diumumin pertama kali ternyata pemenang dari divisi passion instagram specialist. Oh God. MC langsung nyebutin ketiga nama pemenang. Nama yang pertama kali disebut adalah namanya Kak Elista Yaumi. Kak Elista langsung maju ke depan. Duh pasti bahagia banget...

Nama yang kedua disebut waktu itu nama Kak Niken Ritami. Kak Niken maju nyusul Kak Elista di depan. Hfff... yaa gapapaaa kalo ga menang, Cha. Lumayan juga kok, udah dapet tas, voucher MAP, dimentorin sama Kak Dina, ketemu Kak Nina, Kak Githa, Kak Agnes Oryza, dapet makan jugaa.. udah dapet pengalaman kok.

Trus tiba-tiba nama aku disebut.
Yep, nama aku. Lengkap ketiga suku katanya.

Aku langsung nganga supergede trus ngeliat ke arah Icus, dan kebetulan banget Icus juga langsung ngeliat ke arah aku. I was like.. "ANJIR CUS ANJIR" and she was too, be like "ANJIR CHA ANJIR". I walked upfront awkwardly. I know, tampang aku waktu itu pasti udah ga banget, udah ga kekontrol antara pengen nyengir bahagia & pengen jalan ke depan in a calm, cool way. Haha sebel! Waktu aku jalan, Kak Ucita Pohan selaku MC-nya pun sampe bilang "Loh, kamu lagi?" haha gegara menang 3 kali beturut-turut!

Then there was i, in front of the people, standing as one of the winners. Pengumuman dilanjutin sampe finalis yang ke-12, dilanjut sama acara serah terima piagam sama iPad mini (super yeay!). Foto-foto bareng 12 finalis lainnya beserta mentor, dan shooting video bentar sebelum pulang. Setelahnya, para peserta event dapet goodie bag dari Clean & Clear! Hihu senanggg karena kebetulan aku emang make produk Clean & Clear di rumah. Sebelum pulang, aku, Kak Elista & Kak Niken foto-foto dulu bareng Kak Pramudina!


Kak Elista,, Kak Pramudina, aku &  Kak Niken. Yeay!

Kak Dina & si gendut aku. Hehe!
the prizes!

sekali lagi deh :p


Jujur aja, masih nggak nyangka banget aku bisa menang! Secara aku orangnya pesimis banget & nggak pedean. Lewat event Cerita Kita, aku belajar banyak hal dan dapet pelajaran berharga, kalo ternyata; all we have to do is try. Bukan masalah di 'bakal menang' atau enggaknya, tapi 'coba dulu'-nya. Kalo waktu itu Rasyid nggak ngedorong aku buat register seleksinya, mungkin aku nggak bakalan dapet semua pengalaman berharga itu dan yang paling penting... gak bakal menang!

Berkat event Cerita Kita juga, aku jadi 'mantap' banget ngeliat photography dan instagram sebagai passion yang bisa aku seriusin. Kemenangan ini tuh jadi 'titik' dimana aku bener-bener yakin buat nyebut passion aku dimana, karena aku selama ini orangnya nggak bisa ngakuin kelebihan aku sebelum aku 'ngehasilin' sesuatu dari itu. So happy to be one step closer to my dream! Bersyukur juga bisa kepilih jadi 12 besar diantara 100 orang yang juga jago & passionate di bidangnya!

Jadi, aku punya beberapa message nih buat temen-temen (atau mungkin calon finalis Cerita Kita batch 4 dan seterusnya!) semua:

  1. It's not about winning. It's about trying. Kita harus jadi orang yang oportunis dan cerdas nyari celah menuju mimpi kita. Kita nggak boleh pesimis duluan buat ikutan sesuatu. Nggak boleh punya mental kalah duluan. Nggak usah overthinking nantinya bakal menang atau engga. Yang penting tuh: c o b a i n  d u l u !
  2. Observate & apply what we learn. Rajin-rajin deh buat belajar & cari tahu banyak hal seputar passion kita. Jangan ngerasa udah 'tau duluan'. Perhatiin bener-bener dimana celah kesuksesan mereka yang udah sukses di bidang itu.
  3. Positive thinking. Klise banget, tapi nyatanya emang supersusah dipraktekin.
  4. Cari informasi sebanyak mungkin. Dengan googling dikit, jadi tau kan tips & trick buat dapet hadiah nyelesain hal-hal kecil yang ternyata krusial.
  5.  Have faith. Believe in yourself. Don't ever give up.

Cheers!
Ocha.

curcol

6 YEARS, BABY!

1:19 PM

Ah gila.

Tepat 6 tahun 8 hari yang lalu gue ngisi post pertama gue di blog ini.

So happy that my baby turned 6th already :')

poem

definisi

1:41 AM

definisi antara dia dan Desember adalah taksa.
kabur. ragu. ambigu.
sama-sama denial. sama-sama ingin jauh. sama-sama mengharap jarak. tapi terjebak.


ada bagian dari Desember yang menggeraknya kembali;
setiap tengah malam,
dengan puisi-puisi yang mengandung adiksi.

ada bagian dari Dia yang selalu menanti kepulangan Desember;
menyambut puisi yang ia kira afeksi,
meski pagi harinya Desember tak terlihat lagi.