poem

Anyway by Mother Theresa

1:38 AM


People are often unreasonable, illogical and self centered;
Forgive them anyway.
If you are kind, people may accuse you of selfish, ulterior motives;
Be kind anyway.
If you are successful, you will win some false friends and some true enemies;
Succeed anyway.
If you are honest and frank, people may cheat you;
Be honest and frank anyway.
What you spend years building, someone could destroy overnight;
Build anyway.
If you find serenity and happiness, they may be jealous;
Be happy anyway.
The good you do today, people will often forget tomorrow;
Do good anyway.
Give the world the best you have, and it may never be enough;
Give the world the best you've got anyway.
You see, in the final analysis, it is between you and your God;
It was never between you and them anyway.
 - Mother Theresa

art

sunday boringness

5:07 PM










Happy Sunday everyone! ;)

I have no date plan today so it's kinda boring on home. Dad went home just to pick up my mum to go to Surabaya. It'll be tiring if i join them. Sooo here i'm all alone at home, spending my weekend without boyfriend(s) in front of the television.

I watched Project X last night. Well uhm it actually told us about teenagers' life, but strangerly it's just a bit inappropriate to watch by teenagers. The movie tells about teenagers' wild party. Uhm no. Ultrawild party, like they served and did wild stuff such as alcohol, drugs, naked swimming, violence, etc. So in the end they got problem with the police and felt regret for all they have done.





--



Reeve's hairchalk

I drew pop arts today! I was just looking for some pop-art pictures on the internet for my twitter background, and just got interested to draw some of it. Check it out.

POW!

This one is my drawing i put on my wall bedroom ;)



poem

i treasured

6:53 PM

Things we did.
Memories we left.
Words you said.
Smile you gifted.
Happiness we share.
Sadness we cried.
Time we passed.
Tears i rushed.
Dreams we dreamed.
Prayer we spelled.
Love you presented.
Stars you gleam.
Songs we sang.
Scars you remarked.
Loudness on the silence you made.
The quality times.
The laughter. Happiness. Careness.

and the
love.

I treasured.

about me

adolescents

9:26 PM

Have you ever feel like
that you're feeling some butterflies
fly in your tummy
when you look a cute guy's face
that haunting you all nights

 Have you ever feel like
that someone finally fills your heart for the first time
and you seem heard his voice
on his message.

Have you ever feel like
that looking your crush face
all the time
seems like your new hobby

Have you ever feel like
loving a guy into the smallest particles on him
His eyes, his smile, his nails, his big hands
his strong arms, gasps between his teeth,
his hair
you have no idea why did he come to you
or when did he finally stole your heart
and why did you love him
You just loved him.


Have you ever feel like
that you're the loneliest person
around a lot of people

because i have.

Have you ever feel like
that you're the forgotten peson
around a lot of people

because i have.

Have you ever feel like
that God tests you
because days seems become harder

because i have.

Have you ever feel like
that you're being so envy to everyone
that smarter than you
prettier, smarter
and humbler than you
and you just hated yourself

because i have.

Have you ever feel like
you wished that you weren't born to be you,
yourself,
you just wanted to be somebody else

because i have.

Have you ever feel like
that you're imitating someone's act
talking like the way they talk
walking like the way they walk
dressing like the way they dress


and someday
you just have no idea who you are anymore that time

because i have.

Have you ever feel like
you've become so depressed
loneliness was your new friend
you were just being so melancholy-thingy
you were just loving sad songs
you cursed yourself

because i have.

 Have you ever feel like
you're just become so frustrated
tears rushing down your face
in the middle of the night
nobody knows.

 because i have.

Life knocked you down.
 And you were just thinking
can i?
can i face it?
 You just didn't know what to do.
Or who you can trust
or to who you can release those feelings.
It's all blurry.

You just didn't know
how could you become so melancholy
so sad
and your eyes excrete tears
when a guy broke your heart
you never felt that feelings
you felt so stupid.
 foolish.

there will be no end
or when these feelings are solved
because they will come to you
and the only thing you can do is just
live it
face it
just so you know
this is how adolescents life like.

about me

Hello, September

9:56 PM



Holla.

Can't believe it's already September tomorrow, peeps! Sooo many things i learn this month. Semoga hal-hal yang udah terlewati, sekecil apapun itu bisa jadi pelajaran hidup, karena sesungguhnya kita nggak pernah berhenti melakukan proses pembelajaran #PraKhotbah

Lagi sibuk kelas 9 nih. Baru aja masuk, ternyata tugas yang masuk udah numpuk aja. Rada bikin kelabakan juga sebenernya, karena waktu istirahat aku sendiri berkurang drastis semenjak les dan pulang malem jadi rutinitas setahun penuh di kelas 9 ini :')

Jadi, tahun depan aku SMA.

-

SMA loh. SMA.

Astaga, Ocha udah gede :') kalo discroll lagi, perasaan baru kemarin banget aku ngepost cerita tentang Hari Kartinian di SD di mana aku pakai baju Bali, atau ngeshare postan tentang gimana senengnya aku berhasil masuk SMP. Time flies so fast, ya? Rutinitas keseharianku akhir-akhir ini semakiiin monoton aja. Bangun pagi, mandi, shalat subuh, sekolah, les, sampe rumah, ngerjain pr, tepar ketiduran, dan seterusnya. Ini nih yang bikin bosen! Refreshing-nya kalo nggak internetan, jalan-jalan ke mall yang makin penuh sesek aja, ngelarin tugas, kayaknya nggak ada 'ruang' untuk bernafas. Segala sesuatunya udah teratur, semuanya udah menjadi rutinitas. Semuanya jadi ngebosenin, sumpah.

 --

Aku baru ngelarin novel 5cm minggu lalu. Emang, udah basi banget sih sebenernya. Cuma aku doang yang belom baca novel supeeeerrrrr ini kali ya. Nyesel banget deh. Baca 5cm, bikin aku sempet ngerasa, ya ampun, aku tuh Ian banget! Iya, Ian yang dulunya benci banget sama Indonesia. Ian yang ngerasa negeri ini bobrok banget. Korupsi dimana-mana, budaya etika masyarakatnya yang kadang ga bermoral, Indonesia yang buruk banget. Aku pun pernah benci banget sama negeri ini. Tiap baca koran, selalu aja ada berita korupsi di headline-nya. Tiap aku naik angkot, si Mang Angkot selalu aja seenak udelnya ngetem atau nurunin penumpang di mana aja. Nggak jarang aku lihat anak kecil jalanan berseragam SD yang lagi ngisep rokok. Pengemis lampu merah yang doyan banget bawa anak bayinya di gendongan, berharap ia dapet duit lebih dari situ. Sistem pendidikannya yang lebih ngutamain nilai daripada ilmu. Para pejabat yang bahkan nggak hapal lagu Indonesia raya. Para caleg DPRD lulusan SMP yang nggak ngaca. Koruptor yang berhasil kabur dari penjara dan malah nonton pertandingan. Hukuman pencuri semangka yang ga sebanding dengan tindak pidana koruptor. Perumahan kumuh di tengah-tengah kota Bandung. Sungai yang penuh banget sama sampah. Tawuran dimana-mana. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Bahkan mantan presiden negeri aku sendiri pernah korupsi! Pernah nggak ya, pejabat-pejabat pemerintahan yang intelek itu mikirin keadaan rakyat miskin? Semua koruptor serakah. Semua ini ... siapa yang salah?

Kalau Ian dapet pencerahan dari pendakiannya di Mahameru, aku masih sebatas bekal dari Mama. Tidak sepatutnya kita membenci negeri ini. Kita seharusnya membenci tikus-tikus serakah itu, para koruptor. Koruptor itu, yang rata-rata adalah para pejabat kita adalah orang cerdas tanpa iman yang salah jalan. Padahal, uang bukanlah segalanya, kalau mereka belajar agama. Sementara aku sendiri beropini, sistem pendidikan kita juga kurang benar. Siswa dipaksa untuk serba benar, dipaksa untuk dapat nilai sempurna. Padahal, yang namanya proses belajar itu tentulah dari sebuah kesalahan. Dari kesalahan itu kita bisa belajar. Kita nggak bisa langsung dipaksa harus benar. Bukan berarti kita harus salah juga, tapi kita terlalu dituntut untuk mendapat nilai sempurna. Materi yang disampaikan di sekolah negeri pun, terlalu berat dan nggak efektif. Bayangin aja deh, anak TK aja udah dipaksa ngerjain soal pertambahan pengurangan 1-20! Sementara di Amerika atau Finlandia, negara yang pendidikannya paling maju di dunia, tahap pra-operasional anak usia 2-7 tahun (masa berkembangnya kemampuan kebahasaan anak) dipakai sebaik-baiknya untuk belajar berkomunikasi dan melatih kepribadian anak dan menanamkan nilai-nilai moral dan empati. Nggak heran kan, melihat anak bule kecil yang udah lancar banget komunikasinya dengan orang dewasa? Hitungan aja dipelajari, bagaimana dengan pelajaran moral dan empati? Pelajaran akhlak dan moral tentu nggak akan bisa dijelaskan secara teoritis. Kesenangan masa kecil anak-anak jaman sekarang rentan terkikis karena dibebani oleh tugas akademis sekolah.

Di Indonesia, jelas banget adanya diskriminasi tentang 'sekolah favorit' dengan sekolah biasa. Untuk masuk sekolah favorit itu, siswa harus punya nilai yang mencukupi dengan standar yang udah ditetapkan. Standar NEM misalnya. 'Sekolah favorit' ini nih yang ngebuat siswa harus dapat nilai yang serba sempurna, serba baik. Standar KKMnya pun nggak nanggung-nanggung, sampai 80-85. Bayangin, stres nggak sih? Mau nggak mau, kita dipaksa untuk mendapatkan nilai minimal 80. Kalau udah begitu, mana yang di mata para siswa lebih penting? Nilai, tentu aja. Kita dibebani tuntutan asal nilai gede. Pengkastaan sekolah seperti adanya sekolah favorit, sekolah nasional plus, sekolah bilingual, sekolah rintisan bertaraf internasional yang membebani siswa sekolah. Seharusnya, semua sekolah itu sama, setara. Kalau hanya anak-anak pintar yang bisa masuk sekolah favorit, bagaimana dengan yang kurang pintar? Apakah akan dibiarkan semakin tenggelam? Pengkastaan ini lah yang bikin aku beropini kalau negeri ini seakan-akan menganut ideologi kapitalisme.

Sementara di Indonesia sendiri, pemerintah masih aja memborbardir kita dengan seperangkat tugas berat, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian akhir nasional. Tuntutan nilai dan kelulusan melalui UN bikin para siswa mungkin saja menghalalkan segala cara untuk dapat nilai bagus. Dengan mencontek, misalnya. Proses pembelajaran selama 3 tahun di SMP dan SMA, ditentukan sebagian besar oleh UN. Padahal, proses belajar di sekolah bukan hanya dari nilai akademis aja yang seharusnya diperhitungkan. Di sekolah, aku sendiri sebagai siswa ngerasa nilai pelajaran akademis adalah segala-galanya. Lalu, bagaimana dengan pelajaran akhlak, moral dan budi pekerti? Apa kita dituntut untuk cerdas tanpa landasan akhlak dan moral, seperti para koruptor-koruptor itu?

Aku pun sadar, aku nggak bisa cuma ngeluh doang kerjaannya. Aku yakin nggak cuma aku yang berpendapat hal yang sama tentang semua ini. Mungkin masih ada pemimpin negeri kita yang benar-benar mempunyai tujuan menjadikan Indonesia lebih baik. Pasti ada. Dan yang aku bisa lakukan sekarang, ialah menanamkan kejujuran dari diri aku sendiri, untuk diri aku sendiri. Tekad aku sih, aku bakal berjuang kelas 9 ini. Supaya kelak bisa aku singkirin dan gantiin tikus-tikus serakah di Indonesia ini. Supaya kelak nggak ada lagi kasus-kasus korupsi atau kemiskinan yang udah cukup bikin muak. Supaya kelak, aku nggak benci lagi terhadap negeri ini. Demi negeri ini. Aamiin.

Mungkin klise, tapi di bulan ini aku akan berusaha jadi yang lebih baik lagi. Karena itikad baik akan selalu berbuah baik pula. Bismillahirrahmanirrahim, halo September!

photos

because family is forever

6:06 PM

-
Thank you,
for all the memories.
The laughter.
The sadness.
The quality times
we spend together.
The solidarity
Togetherness.
Family.
Us.
We are family.
And we're forever.
Thank you,
for walking beside me.
for accepting my badness
for understanding
 for the loyalty.
Friend is just a word
 but you give it a meaning! :)



internet

ColorGenics

7:34 PM

Liat pada nyobain ColorGenics jadi kabitaeun.











Name: Zaskia Osya
Date: Friday 30th Aug, 2013 12:32
Colorgenics Number: 2/4/1/5/3/6/0/7/

You are very ambitious and because you seek and need recognition, you try in your own way to impress people and you want to be looked up to - to be both popular and admired. You feel that there is a gap which separates you from your fellow man, or woman as the case may be, but this anxiety is an unnecessary one. Keep on the way you are going and you may surprise yourself.

You are a very warm and emotional individual but unfortunately in the past too many people have taken advantage of this sensitive trait. You need aesthetic surroundings, or an equally sensitive and understanding partner with whom to share a warm understanding.

You are confined and trapped in a distressing or uncomfortable situation and seeking some way out. Whatever you seem to do to resolve the problem hasn't worked out. Fortunately you are able to gain some aspect of relief from someone close to you.

You are being unduly influenced by the situation that is all around you. You do not like the feeling of loneliness and whatever it is that seems to separate you from others. You know that life can be wonderful and you are anxious to experience life in all its aspects, to live it to the full. You therefore resent any restriction or limitations that are being imposed on you and you insist on going it alone.

You are trying to build up your own position and you resist all external influences. You insist that you are your own person and you will not tolerate any outside interference. Decisive and proud, you are true managerial material.

passion

future planning and those stereotype thoughts

3:57 PM

Masa depan slelau jadi topik sensitif akhir-akhir ini di keluarga aku.

"What do you want to be?" sometimes can be a hard question to be answered.

Setelah berganti cita-cita mulai dari yang muluk-muluk semacam pengen jadi presiden lah; ilmuwan lah; astronot lah; sampai sekarang pun aku masih rada ragu untuk jawab pertanyaanku sendiri, aku pengen jadi apa di masa depan?

Sekarang aku baru sadar kenapa banyak orang yang bilang kita harus punya cita-cita dari kecil. Kenapa? Karena semakin kita dewasa, kita semakin berpikir secara realistis. Mungkin dulu aku pernah mimpi cita-cita jadi entrepreneur, tapi semakin dewasa (dan semakin aku berpikir secara realistis) aku sendiri menolak mimpi aku. Bahwa jadi pengusaha tuh nggak gampang lah, harus punya manajemen yang bagus, bisa mengalami kebangkrutan lah, dsb. Dan semakin aku dewasa juga, aku mulai finding out passion aku dimana dan aku benar-benar mau jadi apa di masa depan? Semisal, cita-cita aku adalah jadi pengusaha. Tapi, semakin kesini ya aku makin mikir aja, emang apa sih yang gue tau tentang bisnis? Apakah profesi pengusaha itu 'gue banget' kah? Apakah aku orang yang penuh strategi buat jadi pengusaha? Apakah aku orang yang berani take the risk?

Pernah aku baca artikel di majalah Gogirl!, kalo ternyata your job is not your career. Oke, aku belum bekerja. Tapi ibu aku selalu wanti-wanti untuk mantepin prospek masa depan aku seperti apa dari sekarang. Passion aku akan selalu berada di seni dan aku tahu kalo aku punya big interest terhadap seni. Terus, kalo passion aku ada di seni, aku akan jadi apa? Apa aku bakal daftar kuliah jurusan desain grafis nantinya, seni rupa, atau apa?

Berkali-kali juga aku discuss sama mama tentang ini. Mama bilang cari profesi yang tetap. I once said i wanted to be a photographer. Mum didn't ignore my opinion, tapi beliau bilang ada baiknya kalau profesi seperti itu jadi freelance job aja. Kalau aku ingin jadi fotografer, aku bisa ngambil kursus. Setuju sama pendapat mama, bikin aku kudu muter otak lagi ingin jadi apa aku di masa depan. Berkali-kali nyari referensi dari mana-mana, akhirnya ketemu juga apa yang kira-kira cocok untuk jadi cita-cita aku. Apa yang sistem kerjanya 'aku' banget, apa yang profesinya 'aku' banget. Jurnalis.

Di saat teman-teman seusia aku punya cita-cita jadi dokter, beda sendiri lah aku. Sempet juga sih terpikirkan pengen jadi dokter. Nggak sedikit juga keluarga yang bilang 'kamu kalau udah gede ambil jurusan kedokteran aja. biar sama kayak mbak yaya. jadi dokter itu enak lho, duitnya banyak'. Padahal Mba Yaya sendiri bilang menjadi dokter itu adalah pengabdian terhadap rakyat, dan uang bukanlah satu-satunya apa yang dikejar oleh mereka. Aku juga tahu kalau profesi dokter bukan 'gue banget'. Duduk seharian di balik meja, menangani pasien sakit, menghafal anatomi tubuh manusia, dan segala macamnya sepertinya bukan 'dunia aku'. Aku sendiri rada takut darah atau jarum suntik --dan, hellooo, mana ada sih dokter yang takut darah!? Gue juga nggak mau kali, ditanganin dokter yang takut nyuntik gue.

Jadi, nggak heran juga banyak orang yang nanggepin gini ke aku,
"Aneh banget. Yang lain pengen jadi dokter, kamu enggak."

Setidaknya, aku cukup paham kalo cita-cita harus berasal dari diri aku sendiri, bukan ngikut orang lain. Bagaimana kalo aku tidak bahagia menjalani profesi aku sebagai dokter nanti? Aku sadar banget kalo aku orang lapangan yang nggak betah ngelakuin rutinitas yang sama setiap harinya. Mbak Ajeng banget. Mungkin dia juga orang yang berpengaruh banget untuk aku mengambil sebuah sudut pandang. Jurnalis, juga merupakan profesi yang dicita-citakan oleh Mbak Ajeng. Beruntungnya dia udah ngambil jurusan jurnalistik di fakultasnya, Fakultas Komunikasi Unpad yang mengarahkan prospek masa depannya sebagai jurnalis, reporter atau news anchor. Semua itu kerja lapangan yang penuh tantangan, yang 'aku' banget.

Oke, satu topik selesai.

Topik selanjutnya, SMA.
Jujur aja, ngiri banget aku liat semua sepupu-sepupu aku yang udah pada sukses di jalannya. Mba Yaya yang udah mau co-ass tahun depan dan setelah itu sumpah dokter, Mba Ajeng yang keras kepala, tapi berhasil ngebuktiin dan ngeyakinin orang tua gue tentang masa depannya, Mas Arif yang beerhasil masuk Tarnus dan masuk Akpol, atau mungkin Mba Ade yang udah ditawarin kerja dimana-mana karena prestasinya di ITB. Bisa nggak sih, aku kayak mereka?

Aku mampu masuk SMA mana? Dan seandainya aku udah masuk SMA, aku akan pilih jurusan apa?

Jiwa aku selalu ada di IPS, bukan IPA. Untuk masuk kuliah jurusan Komunikasi atau Hukum yang aku minati pun, berada di lingkup IPS, bukan IPA.

Dengan ketiga jurusan tersebut di atas, IPA menjadi “jurusan yang difavoritkan dan bergengsi”dibandingkan dengan jurusan IPS dan Bahasa. Katanya, selain prospek pekerjaan dengan gaji yang tinggi, jurusan IPA dinilai memiliki pilihan jurusan kuliah yang variatif dan luas, dalam artian bisa memilih kuliah di jurusan IPS maupun Bahasa. Namun sebaliknya, jurusan IPS dan Bahasa akan kesulitan menembus kuliah jurusan IPA karena mereka tidak dibekali dengan materi-materi pelajaran IPA seperti Fisika, Matematika, Biologi dan Kimia. Kalaupun mau, maka siswa-siswa di jurusan IPS dan Bahasa harus belajar mandiri atau mengikuti bimbingan belajar sehingga bisa memilih jurusan IPC ketika mengikuti tes perguruan tinggi. -kompasiana

 Oke. Tapi seandainya aku masuk jurusan IPA dan akan daftar kuliah jurusan IPS, untuk apa aku belajar IPA selama 3 tahun itu, sementara banyak ilmu yang bisa aku dapatkan di IPS untuk masa depan aku? Banyak juga orang yang milih IPA karena gengsi. Kenapa sih orang-orang berstereotipe bahwa anak IPA pinter, anak IPS engga? Apa karena anak IPA bergelut dengan hitung-hitungan sementara IPS engga? Dulu saat Orde Baru Jurusan IPA memang seakan lebih diunggulkan. Tahu gak kenapa? Itu dikarenakan pada masa pembangunan seperti saat itu kita memang banyak membutuhkan insinyur dan ilmuwan. Tapi sekarang, jaman udah maju. Ketika krisis global sedang melanda dunia, kita membutuhkan banyak ekonom yang punya pemikiran revolusioner. Kita juga membutuhkan banyak sosiolog untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial di negara ini. Dan, hellooo, masih jaman nggak sih perdebatan unggul-unggulan antara IPA dan IPS? Kayaknya nggak open-minded banget deh. Bukankah nggak sedikit juga orang-orang IPA yang malah akhirnya berkecimpung di dunia jurusan IPS? Salah nggak sih, kalau nanti di SMA aku memilih untuk masuk jurusan IPS? Apakah aku akan dicap bego juga kah? Sori mungkin rada out of topic juga ya, tapi aku kesel aja sama sudut pandang orang-orang yang nggak open-minded kayak begitu. Termasuk beberapa orang di keluarga besar aku yang beranggapan hal yang sama, yang jadi alasan dibuatnya post ini.I'm sure i will appreciate your thoughts, seandainya nggak ada diskriminasi penjurusan seperti itu. Honestly, aku bingung juga dihadapkan pilihan seperti ini (walaupun masih satu tahun lagi --karena bukan hal yang mudah untuk nentuinnya, mengingat bahwa semua ini ada hubungannya dengan prospek masa depan aku nanti).

Masih ada waktu 1 tahun buat aku untuk mantepin cita-cita dan prospek masa depan aku. Sekedar sharing aja sih disini, siapa tau bisa bukain mata orang-orang yang kaku dan masih berstereotipe hal macam itu, atau mungkin menyadarkan temen-temen betapa pentingnya mikirin masa depan dari sekarang. I will appreciate your thoughts if you mind to comment my post, siapa tau bisa ngubah sudut pandang aku, atau mungkin cita-cita aku :) who knows, aku bakal berubah pikiran untuk masuk IPA tahun depan atau bahkan, berminat jadi dokter seperti kakak --yang sebelumnya aku anggap bukan 'aku banget' :)


credit: kompasiana, catatan dunia pendidikan indonesiatips memilih jurusan studi, kaskus, pelajar boleh bicara

about me

15!

10:22 PM

And when you're fifteen
Feeling like there's nothing to figure out

CIYE CIYE.

Pamer ceritanya.

Hehe

....

 i'm officially 15 now! :)

Nggak tau kenapa, umur 15 selalu jadi impian aku sejak SD. Bukan 17, tapi 15. Rasanya tuh kayak udah fix jadi remaja aja. Tons of wishes flied by friends&family. I even have no idea how to pay their prayer and respect for me, no lie. Life is just so GOOD. People is just so kind to me, really.. 

What would you think if you find your friends got into your room when you were sleeping and they were like screaming happy birthday with a big present? I just love suprises. And in that case, i would give my biggest thank to Alma, Rasyid, Resal, Hani, Kak Rafi who did it to me. You guys are soooo kind to me! 

My friends and i were having breakfasting together yesterday at my house. It was such a quality time. Inget banget kemarin kita bertujuh jalan kaki dari Cibeber sampai Cangkorah dalam keadaan puasa buat nyari panti asuhan; yang jadi sasaran kita buat do charity. Kita ngandelin 6 bocah TK buat nunjukin dimana letak panti asuhan itu sampai.... kita malah kecantol di puskesmas. Salah kita juga sih coy, ngandelin anak bocah yang bahkan nggak bisa bedain panti asuhan sama puskesmas itu apa :') but that was okay, really. We still found happiness. Selalu senang berada di antara kalian yang udah jadi sahabat aku selama dua tahun ini di SMP. Biggest thank for our quality time, Hasna, Syifa, Chibi, Dikim, Iqbal, Daffa. You guys always made my day :) I will never forget that time when we did our prayer together, when we were eating a bucket of oreo ice cream together, when we were lighting those beautiful fireworks.. wish i still have a chance to repeat all those stuff together with you again, guys :)

Family. Terima kasih untuk pelukan hangat dan untaian doa di waktu sahur. It was the warmest one, sissy. Thank God i've been raised by a little family with love and warm on it. My parents, they probably not as rich or as success like my friends' have, but trust me, you were the one who loved me the most. Dad, you're the coolest, the multitalent father, the greatest person, the smartest father i've ever known. Mungkin Papa emang suka pakai kata-kata sulit kalo lagi ngasih advice, but i do open my dictionary to find out what does it mean lol. Sorry for all the things i shouldn't done to you. I often doesn't like your temperamental nature, but all the words you say to me.. i will always remember it. I know you have a good reasons for every anger. Mum, thanks for all your endless love. I love you, and you can never be replaced. Thanks for sharing bed when Dad isn't home. Thanks for escort me to the toilet every night when i'm scared. Thanks for your love-life advice, thanks for being my personal psychologyst. You are the strongest woman ever.. I wish i can be as strong as you are. Mbak Ajeng, my second sissy, you are my closest person. You are a shoulder to cry on. You are the best partner in crime. You know what, Mbak, I were always wishing to be like you. You are a role-model and never success to inspire me. Kamu orang calon sukses banget Mbak, if only i was you.. But thank God, You chose her to be my sister. Thanks for being my bestfriend and share your bed to me. And the last one would be you, Mbak Tiara. Thanks for being my oh-so-caring-sister. You're gonna be a great doctor, you know. I envy both of my sister. Can't wait to see my brother-in-law, Mbak :) 

Thank God for a great family, for a homey house, for all the love you gave to me, my family and my friends. You know what.. i am feeling so LUCKY. I was surrounded by people who love me with all of their pure hearts.. I was surrounded by funny, loyal and good friends. I was surrounded by family who always loved me. I have a perfect life.. i find happiness on my life. Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang diharapkan, tapi diciptakan. And i will create my happy ending.

There will be people who will see me as a good person, and there will be people who will see me as a bad person. People could like me for something, and people could hate me for something else as well.

I will change, becoming a much better person for those who like me, loving me unconditionally. (took those words by klaus rachman)


I will change to be a better person. I'm 15 and i should be mature enough to make good decision in my life. Guide me with your grace, God, because the decision i took made who i am today and tomorrow.

I wish i could be as strong as my Mum.
as smart as my Dad.
as mature as my second sissy.
as humble as my first sissy.
as loyal as my bestfriends.
as kind as everyone does to me.

Thank God for my incredible life, for your grace
Thank God, people is just so kind to me..
Thank God, life is just so good
Thank God, for my 15th birthday

I promise i will be a better person..


and taller.

renungan

loving & moving on

9:22 PM

Cinta.

Mungkin emang hal yang masih tabu buat dibicarakan, apalagi buat ukuran anak SMP kayak aku.

Well, mungkin orang-orang nganggep cinta masa remaja cuma cinta monyet.

Tapi, percaya deh, walaupun mungkin emang ternyata cinta monyet, perasaan yang dirasain orang patah hati (mau cinta monyet ataupun cinta beneran) itu rasanya tetep sama.. mungkin.

Dulu sih, pas SD dunia serasa cuma punya aku dan ibu. Semenjak SD-SMP aja, jadi rada ngenal sama cinta yang baru. Bukan sama ibu, tapi sama cowok. Masih anak bawang soal cinta-cintaaan, penasaran juga ngeliat temen-temen yang udah pada punya pacar. Gimana sih rasanya punya pacar?

Akhirnya, di suatu hari, kerasa juga deh perasaan suka ke cowok. Rasanya tuh, setiap mikirin dia, kayak ada yang geli geli di dalem perut. Mau ngelakuin hal apapun, pasti kebayang aja muka si dia di pikiran. Lagu-lagu roman mulai nggak sekedar dinikmati simfoninya aja, tapi juga liriknya. Tiap dia lewat, pengen kabur aja rasanya, deg degan :)

Saking udiknya aku baru pertama kali ngerasain suka sama cowok, euforianya heboh banget di keluarga. Obrolannya pasti tentang cowok ituuu terus. Tentang gimana baiknya dia, tentang gimana perhatiannya dia yang bersedia minjemin jaketnya pas hujan, tentang bagaimana saltingnya aku tiap ketemu dia, tentang semuanya. Semoga aja ibu nggak ngerasa diselingkuhin sama aku, hehe :D

Rasanya pacaran tuh enak, ya. HP yang dulu dipake cuma sekedar buat main game atau foto fotoan, sekarang ada temen ngobrol 24 jam. Ada yang ngingetin shalat, makan, bilang sayang, bilang i love you lah, muji muji lah. Iya, bahagia banget rasanya disayang orang. Bahagia banget rasanya diperjuangin sama seseorang, dijadiin teman hidupnya, dijadiin pusat perhatiannya.

Tapi beda lagi ceritanya ketika dimana salah satu dari kita mulai mementingkan egonya sendiri. Ingin rasanya sendiri lagi, tanpa pacar lagi, tanpa ada debat setiap hari. Sampai akhirnya, hubungan itu sendiri berakhir dan kita malah menyalahkan cinta.

Semua tweets dan untaian kata-kata galau, sekarang rasanya udah jadi makanan setiap hari. Semua berantakan karena cinta itu sendiri, di pikiranku. Cinta itu menyakitkan lah, nggak adil lah. Mungkin ini ya, maksud yang dikatan semua orang kalau 'berani cinta, harus berani sakit hati'?

Cinta itu menyakitkan, ya.

Cinta itu sakit.

....

Eh, bener nggak sih?

Benar ngga sih aku sakit hati karena cinta?

Apa benar?

Bentar, googling dulu.

Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.   - Wikipedia

Sumpah, aku sampai googling untuk tahu apa definisi cinta itu. Seharusnya cinta itu menyenangkan, bukan? But i have no idea, WHY does all i feel about these are all about pain? I should feel about happiness about love, i should feel the butterflied when everybody does in love. It should be not the pain what i feel about. Dimana salahnya?

Until i came to my final thoughts.

Aku yang menyalah artikan makna cinta. Cinta memang bukan seperti itu, bukan tentang sakit hati. Cinta seharusnya tentang kasih sayang, kan?.Sebenarnya --dan seharusnya bukan cinta yang aku salahkan. I was wrong, i was the one who should be blamed. Myself.

It was not only his faults. There was mine too.

Nggak selalu dia yang salah, yang nggak perhatian, yang nggak sempurna, yang nggak berbuat apa yang seharusnya cowok-cowok lakukan terhadap cewek.

It was not only about him. There was my fault too. Mungkin dia salah, tapi aku JUGA salah. Semua yang aku pikir hanya kesalahannya, sampai aku nggak menyadari kalau ada yang salah juga dalam cara aku mencintai. Katakanlah, terlalu banyak menuntut. Seharusnya aku nggak begitu, kan? Seharusnya aku bisa menerima dia apa adanya. Relationship ngga akan berjalan lancar ketika salah satu dari kita mulai pudar rasa percaya dan perasaannya.

So, what should we have to do after realizing our faults? Do we should go back to him? 

The choice is yours.

Berikan kesempatan bagi mereka yang masih berusaha. Tapi untukku sendiri, the answer would be no. Mungkin terkesan arogan atau jahat, atau bahkan terkesan munafik. Tapi, sometimes we have to let go about what have be done. Apalagi untuk mereka yang nggak sempat mermperjuangkannya, ketika relationship udah di ambang putus. Mereka yang melepaskan kita tanpa ada perjuangan, nggak cukup pantas untuk mendapatkan kita kembali. Galau dan penyesalan itu memang selalu ada, tapi itu nggak berarti kita harus memaksa keberadaan cinta itu kembali. Ada dua alasan kenapa orang datang dalam kehidupan kita. Pertama, untuk jadi teman hidup kita. Yang kedua, untuk dijadikan pelajaran. Biarkan mereka cukup jadi sekadar pelajaran hidup kita, ambil positifnya. Try to not get stuck on him, he's just another lesson. There are still so many lesson we have to learn. Karena cowok nggak cuma satu, dan percaya atau nggak, selalu ada yang lebih baik dari dia. Dan selalu ada yang lebih baik dari diri aku, dari diri kita. So you have to prepare your heart when the time comes for him to find another girl to replace you. So do i, i should have to prepare too. Siap untuk digantikan oleh orang lain, siap untuk merelakan dan mengikhlaskan dia, dan bersiap untuk move on. Yes, we've got to move on. Pantaskan diri kita buat dapat yang lebih baik, dengan memperbaiki diri kita juga.

Why do we need to moving on?

Because there are many peoples that need to be loved

and we just deserve better.

about me

what's more important than being a winner

12:13 PM

Afternoon, Fellas ;) long time no posting

Sooo setelah bersibuk ria dengan segala kegiatan sekolah maupun luar sekolah, akhirnya kewujud juga keinginan ngepost lagi. I wanted to update my activities sooo badly, esp tentang experiences aku selama beberapa bulan terakhir ini. My lastest post about my achievement as a first winner of storytelling competition harusnya terus berlanjut sampe pengalaman aku di tingkat province kemarin.

Well, the competition were way too tiring. Berpusat di Lembang, aku, Mam Euis dan Eli (representing my town to compete on songwriting&arranging music) udah berusaha semaksimal mungkin nampilin yang terbaik. Aku bawain 2 cerita, yaitu The Lonely Porcupine dan Timun Mas. The other contestants were very good too. Nggak heran sih sebenernya, karena mereka juara dari kota masing-masing. Lumayan susah juga untuk fight back the fear, karena aku orangnya gampang banget buat pesimis. Cerita pertama aku, Timun Mas, aku bawain dengan baik di depan juri. At least, aku merasa itu adalah penampilan terbaikku selama latihan dua bulan. Sayangnya cerita kedualah yang jelas banget aku rasain bahwa itu bukan perform terbaikku. I missed a lot of pronunciation. Aku sempat nyaksiin finalnya, dan aku ngakuin banget kalo mereka worth it masuk final. Aku nggak nyesel sama sekali hanya masuk 10 besar. Because the experiences i had was the most important thing to learn, and it was priceless. Di setiap paginya aku bangun dan mereka sekeliling, bilang ke diri sendiri "be grateful. it doesn't matter if you win or not, because adventure like this will not come everyday"

Kadang, dalam kompetisi, yang kita pikirin hanyalah menang atau engganya kita nanti. But you know, there's more important from it. The experiences. The adventures. The lessons. Karena petualangan seperti itu nggak akan datang tiap hari. Fighting!

about me

Another luck, another achievement

2:32 PM

Alhamdulillah!

Berbekal sifat oportunis dan pengen nyoba-nyoba segala hal, ternyata ngebuahin sebuah prestasi lagi, yaitu di lomba story telling. Honestly, aku bener-bener nggak nyangka dan rada speechless. Kenapa? Karena aku nggak pernah ikut atau nyobain bidang teater sama sekali.

Pengalaman pertama nyobain story telling adalah ketika dapet tugas nampiling stortel, sekaligus mempelajari narrative text. Dengan bermodalkan nggak tahu malu dan pinjem segala properti, akhirnya tampil juga. Beberapa minggu kemudian setelahnya, ada info pembinaan fls2n. Posisi aku yang asalnya peserta speech minta dituker sama Syifa jadi story telling. Nggak yakin juga sebenernya, soalnya dari 3 orang kandidat itu bakal dipilih 2 orang buat perwakilan sekolah. Aku adalah salah satu diantara 3 orang itu. Ngeliat kandidat lainnya, Fazla dan Chiesa, yaitu adik kelas aku yang jago-jago dan dewa banget story tellingnya, jadi minder juga. They were amazing.

Akhirnya setelah melalui beberapa pembinaan setiap dua kali seminggu (yang sangat menyita waktu dan kesibukan), they chose me! Beberapa hari sebelum lomba, nggak tahu kenapa aku semakin minder dan bilang ke ibu, kalau aku nggak menang, itu wajar, it's okay. Karena aku hanya bermodalkan rasa ingin tahu, ga memiliki bakat di bidang teater, suka mencari celah, dan aku nggak passionate ke bidang itu. Yang selama ini meneguhkan hati aku adalah, bahwa aku passionate into photography. Dan ber-story-telling, kurasa bukan aku banget. Setahuku, aku bukanlah orang yang ekspresif seperti mereka yang jago berteater. Pembina juga suka bilang kalo articulation dan pronunciation-ku masih kurang jelas dan suka rada kecepetan gitu ngomongnya. Belum lagi, membayangkan aku akan berdrama sendiri di depan para juri dan orang banyak--serta peserta yang jago lainnya dari sekolah masing-masing, membuatku sedikit pesimis.

Aku cuma bisa berdoa. Aku siap kalah. Yang aku cari dari awal memang bukan kemenangan, tapi pengalaman dan melatih buat berkompetisi. Aku selalu bilang ke diri sendiri "Kalau menang, alhamdulillah. Kalau enggak, it's okay".

Aku dapet nomer 13. Chiesa dapet nomer 16. Senin, tanggal 8 lalu tanggal mainnya. Ada peserta yang lain yang sama ceritanya kayak aku. Yaah apa boleh buat sih, kan aku nggak serajin Chiesa yang buat narasinya sendiri :'))) huehehehehe. Dan, alhamdulillah, aku tampil dengan lancar. Sayangnya, ada satu part yang aku lewatkan, yaitu bagian moral lessons-nya. Kenapa? Karena aku tiba-tiba ngeblank begitu denger ringtone hp seseorang yang gede banget. Jadi, tinggal bertawakal aja :) Dan ternyata, hari itu juga lah akan diumumin siapa yang menjadi juaranya, alias siapa yang bakal maju ke tahap provinsi.

Begitu diumumin tuh, ternyata they counted it by the 5th. Tim dari sekolahku, 4 orang untuk bahasa Inggris 2 speech 2 stortell) udah kumpul nunggu pengumumannya di ruang multimedia. Tapi, lomba speech dulu lah yang diumumin. Bangganya nih, dua temanku Syifa A dan Hanifa dapet juara ke-3 dan ke-2.  Duuh, malu dong ya, kalau aku nggak dapet juara. Soalnya, 2 orang dari tim speech udah nyabet juara semua. Feeling aku kuat banget kalo Chiesa bakal menang juga, she totally deserve it! Pengumuman juara lomba story telling akhirnya dimulai juga, dengan beberapa bacotan kata sambutan dari nggak tahulah itu siapa namanya. Aku berharap dan berdoa keras bakal dapet juara harapan ke-2. Ternyata nggak dapet. Juara harapan 1 juga enggak. Juara ketiga diraih temen SDku, Ghina, dan terlihat dari ekspresinya seneng banget. Pastinya.. :)

Juara kedua diraih oleh Chiesa. Memang nggak perlu diragukan, sungguh. Dia emang bertalenta banget di bidang ini. Aku yakin banget tahun depan dia bakal nyabet 1st winner-nya. Heran juga kenapa Chiesa nggak dapet ke-1. Dia worth-it banget, menurutku. Aku udah lemas banget dan bilang puluhan kali ke Ma'am Indri, "Ma'am, maaf ya Mam, Ocha ngga bisa menang."

Dan tiba-tiba namaku disebut.

Trus terdengar tepuk tangan. Trus aku langsung nganga sampe berdiameter 5 cm ke arah Ma'am.

Trus aku mendadak kebelet antara pengen boker kentut.

Daaan jadilah aku menyusul Chiesa, berdiri di sampingnya, berdiri di depan penonton dan peserta, serta juri, sebagai juara pertama. Dan ada seseorang spesial yang nongol di depan pintu, nyaksiin aku. Damn, waktunya gak tepat banget. Lagi gak kobe dan muka-muka nahan kebelet nih :(

skip, skip.

Dan dengan bangganya, aku nyebutin nama dan asal sekolah aku. Semua bertepuk tahan. It's a great pleasure, you know. Bahwa aku telah membuktikan kepada mereka yang selama ini menganggapku nggak bisa mencapai apa yang aku raih; bahwa dengan bermodalkan sifat oportunis dan rasa ingin tahuku aku bisa menghasilkan prestasi; bahwa aku bisa memberikan kebanggaan untuk sekolah; dan, bahwa aku bisa mewakili kotaku untuk maju ke tahap provinsi.

One more step. Prove them. Bismillah!

about me

Passion

9:12 AM

It's a serious problem with me. What passion i do have? Well, i like to painting, and i'm good with it. I like math, i like music--but i'm not good with playing it, i like write journal. Make it simple. I do not have passion. I mean, something that i enjoy to do it. I don't have any ideal. That makes me feel like a damn absurd. My friends have, but i have not. It's weird.

Until my mom told me about that. I have to find where is my passion. It's 5 years remaining til' i make the biggest decision in my life, my future. It has to be thinked from this time. Whatever i will do in my next 10 years, i promise i will be a successful person just like mum, dad, or my sisters.

Who knows what will happened in 10 next years?

Ini kutipan postku yang lalu. Berita baiknya, aku nggak perlu menunggu 5 tahun. Karena sekarang, aku udah mantepin tentang passion aku.

Sejak aku masuk ekskul GAP, aku mulai nekunin seni bidang fotografi. Ada kesenangan dan kepuasan tersendiri, ketika kamu scrolling jepretan kamu dan nemu hasil yang bagus. Anak-anak lain yang megang DSLR di jaman sekarang ini mungkin emang udah mainstream, nggak sedikit juga orang bilang "well, he/she is not a photographer. he/she is just a girl with Nikon". Aku bahagia tiap aku pegang kamera. Entah itu DSLR, digital, kamera jaman dulu punya kakek, atau kamera handphone sekalipun. Di GAP juga, aku nemuin temen-temen yang sepemikiran dan memiliki besar passion yang sama terhadap fotografi.

Walaupun masih amatiran, aku terus ingin belajar di fotografi. Mulai dari bagaimana mengatur pencahayaan, angle yang bagus, komposisi, diafragma, skin tone, dll. Belajar levitasi, macro, model photography, still-life, dsb. Browsing tips-tips fotografi, coba-coba ngulik kamera temen, asik banget.

Passion is not what you are good at. It's what you enjoy the most - Rene Suhardono

Aku mulai mantepin diri. Setelah coba-coba berbagai bidang; mulai dari seni lukis, musik, tolak peluru, literatur, dan masiiiih banyak lagi, thought i realize this is what i enjoy the most.
Jaman sekarang gak perlu bagus dalam segala hal, setengah-setengah. Pilih satu, tekunin, nikmatin, kembangin, buat sesuatu yang hebat dari itu! Bismillah.

p.s: check out my graphs at groneap.blogspot.com!

renungan

buat kesalahan sebanyak-banyaknya

5:56 PM

Gue mungkin dapet nilai terjelek hari ini. Skor 55 di biologi, emang butut banget, begitu juga di matematika. Beberapa temen banyak yang nanya juga, tumben aja kenapa gue dapet nilai segitu. Bawaan gue emang terlalu santai. Perlu diakui juga, kadang-kadang sindrom pemalas tingkat akut gue kambuh. Gue bisa liat temen-temen gue banyak yang down atau galau gara-gara remedial. Oke, gue juga sering, tapi langsung berlalu. Gak sampai galau berhari-hari, nyeselin apa yang udah lewat.

Banyak orang berpandangan pembelajaran di sekolah itu asal nilai gede doang. Arahnya pasti langsung ke mata pelajaran seperti fisika, matematika, seni, sains, dll. Yang gue gak suka, banyak juga orang yang mencap seseorang itu bodoh dari nilai akademiknya. Ada salah seorang temen gue yang nanya "emang kamu nggak belajar tadi malem?".

According to my perspectives, schools are not just about getting high scores at all of subjects and being at first rank. It's the place where we can try and learn something, and when we're wrong, we'll learn something from it. Something more important. Bukan pembelajaran akademik, tapi pembelajaran hidup. Pembelajaran akan rasa malu. Pembelajaran akan kesalahan yang lalu, karena dengan kesalahan, kita dituntut untuk lebih dewasa dan memperbaikinya. Mungkin nilai 55 emang nggak untuk dibanggakan, tapi dengan nilai itu, gue juga dapet hikmah yang baru. Bahwa dengan nilai yang nggak bagus itu, gue juga dapet motivasi dalam diri buat memperbaikinya. Untuk positive thinking, bahwa walaupun gue dapet 55, gue nggak merasa bodoh. Gue nggak bangga dapet nilai 55, tapi gue bangga bisa dapet hikmahnya dari situ. Gue juga baru sadar, disitulah letak pembelajarannya. In case, masih ada orang yang beranggapan bahwa orang yang remedial itu orang bodoh. Justru disitulah mereka belajar. Jadi kesimpulannya (menurut sudut pandang gue pribadi):

Buatlah kesalahan sebanyak-banyaknya.

Karena hari ini, apapun yang terjadi, adalah proses pembelajaran. Pelajaran hidup, yang akan aku jadikan bekal buat masa depan. Buat kesalahan sebanyak-banyaknya, karena secuil kesalahan akan menuntutku untuk lebih dewasa setiap detiknya. Buat kesalahan sebanyak-banyaknya, karena kesalahan terjadi untuk diperbaiki. Buat kesalahan sebanyak-banyaknya, supaya aku tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi esok hari.

There's still a half semester, anw.. :)

multikulturalisme

11:03 PM

Kangennyaaaa, udah lama ocha ngga ngeblog lagi di sini :)
Keseharian emang masih gini-gini aja, stres sama tugas dan pr, sampai ngga ada waktu buat berbagi semua momen yang udah kelewat di blog ini :)

Anyway, selamat tahun baru!
Oke, emang udah telat banget sih ngucapinnya, tapi ya udahlah yaa, apa salahnya sih buat berbagi keceriaan? :D New year's eve tahun 2013 ini berkesan banget. Keluarga besar aku dari mama ngumpul semua di rumah aunty yang baru aja menikah dengan orang Afrika. Om Said (that African) juga ngundang keluarga sahabat sekaligus business partnernya buat merayakan new year's eve bareng-bareng.

Dan di sana aku baru sadar kalau keluargaku sangat multikultural.

Keluarga mama sebenernya keturunan suku Jawa, tapi lama tinggal di Sumatera jadi ya ngomongnya 'aku-kau'. Keluarga papa Tegal asli, sepupuku Putra yang baru dateng dari sana juga membuat suara yang kedengaran di rumah jadi kontras. Suami aunty yang berasal dari Afrika bikin seisi rumah jadi heterogen banget, ditambah adanya keluarga Khalifa (business partnernya om Said) yang memang udah dianggap keluarga juga.

Situasinya messy banget pas new year's eve. Golongan yang 'tua-tua' pada sibuk masak buat malamnya, golongan 'tengah' pada ngurusin bocah-bocah yang ribut sana sini, golongan 'bocah' pada asik main dan bikin rumah berantakan. Tapi tetep aja, mau bagaimanapun yang namanya kumpul sama keluarga tuh asik, hangat, dan bahagia.

(kiri atas-kanan bawah) Aku, Algo (keturunan Cina), Mba Ajeng, Anya, Putra (yang Jawa banget), Ilham, Javas, Deedee (si anak spesial), Danzel (si Afrika)


Aku dan Danzel


Algo dan Putra


Danzel dan Algo. Kontras sekali yaa?


Danzel (mangap) lol


Danzel -Mba Ajeng - Algo. idk why were they pose like this..


Algo wearing his tux, messing up in the center of my family. tsk tsk tsk


3...2...1.... HAPPY NEW YEAR 2013!!

Di kesempatan tahun baru kemarin itu pun, aku dapet sesuatu yang berharga. Bahwa multikulturalisme itu indah. Tuhan memang menciptaan kita berbeda-beda. It felt so amazing to be among of many people with different faces, skin, hair and language. Dalam multikulturalisme itu lah kita ditantang untuk bisa menghargai satu sama lain, menghormati orang yang berbeda budaya, warna kulit maupun bahasanya dengan kita. Bahwa kita semua saudara. Walaupun aku dan Om Said susah berkomunikasi karena perbedaan bahasa yang megharuskan kita untuk berbicara bahasa Inggris, dia tetap keluargaku. Walaupun Algo yang berkulit putih dan bermata sipit berbeda denganku, dia juga tetap sepupuku yang aku sayang dan nggak kukurangi sedikitpun kasihku kepadanya. Karena mau bagaimanapun juga, kita semua yang berada di dunia ini tetap satu. Kita keluarga.

Ternyata di tahun baru pun muncul juga pelajaran hidup yang baru untukku. "Jadikan setiap pengalaman itu pembelajaran", itu quotenya mama. Manusia memang ngga pernah berhenti untuk belajar, tanpa mereka sadari. 

ps: semoga ini cukup mewakilkan untuk menggambarkan sikap anti-diskriminasi :p hehehe