Another luck, another achievement

2:32 PM

Alhamdulillah!

Berbekal sifat oportunis dan pengen nyoba-nyoba segala hal, ternyata ngebuahin sebuah prestasi lagi, yaitu di lomba story telling. Honestly, aku bener-bener nggak nyangka dan rada speechless. Kenapa? Karena aku nggak pernah ikut atau nyobain bidang teater sama sekali.

Pengalaman pertama nyobain story telling adalah ketika dapet tugas nampiling stortel, sekaligus mempelajari narrative text. Dengan bermodalkan nggak tahu malu dan pinjem segala properti, akhirnya tampil juga. Beberapa minggu kemudian setelahnya, ada info pembinaan fls2n. Posisi aku yang asalnya peserta speech minta dituker sama Syifa jadi story telling. Nggak yakin juga sebenernya, soalnya dari 3 orang kandidat itu bakal dipilih 2 orang buat perwakilan sekolah. Aku adalah salah satu diantara 3 orang itu. Ngeliat kandidat lainnya, Fazla dan Chiesa, yaitu adik kelas aku yang jago-jago dan dewa banget story tellingnya, jadi minder juga. They were amazing.

Akhirnya setelah melalui beberapa pembinaan setiap dua kali seminggu (yang sangat menyita waktu dan kesibukan), they chose me! Beberapa hari sebelum lomba, nggak tahu kenapa aku semakin minder dan bilang ke ibu, kalau aku nggak menang, itu wajar, it's okay. Karena aku hanya bermodalkan rasa ingin tahu, ga memiliki bakat di bidang teater, suka mencari celah, dan aku nggak passionate ke bidang itu. Yang selama ini meneguhkan hati aku adalah, bahwa aku passionate into photography. Dan ber-story-telling, kurasa bukan aku banget. Setahuku, aku bukanlah orang yang ekspresif seperti mereka yang jago berteater. Pembina juga suka bilang kalo articulation dan pronunciation-ku masih kurang jelas dan suka rada kecepetan gitu ngomongnya. Belum lagi, membayangkan aku akan berdrama sendiri di depan para juri dan orang banyak--serta peserta yang jago lainnya dari sekolah masing-masing, membuatku sedikit pesimis.

Aku cuma bisa berdoa. Aku siap kalah. Yang aku cari dari awal memang bukan kemenangan, tapi pengalaman dan melatih buat berkompetisi. Aku selalu bilang ke diri sendiri "Kalau menang, alhamdulillah. Kalau enggak, it's okay".

Aku dapet nomer 13. Chiesa dapet nomer 16. Senin, tanggal 8 lalu tanggal mainnya. Ada peserta yang lain yang sama ceritanya kayak aku. Yaah apa boleh buat sih, kan aku nggak serajin Chiesa yang buat narasinya sendiri :'))) huehehehehe. Dan, alhamdulillah, aku tampil dengan lancar. Sayangnya, ada satu part yang aku lewatkan, yaitu bagian moral lessons-nya. Kenapa? Karena aku tiba-tiba ngeblank begitu denger ringtone hp seseorang yang gede banget. Jadi, tinggal bertawakal aja :) Dan ternyata, hari itu juga lah akan diumumin siapa yang menjadi juaranya, alias siapa yang bakal maju ke tahap provinsi.

Begitu diumumin tuh, ternyata they counted it by the 5th. Tim dari sekolahku, 4 orang untuk bahasa Inggris 2 speech 2 stortell) udah kumpul nunggu pengumumannya di ruang multimedia. Tapi, lomba speech dulu lah yang diumumin. Bangganya nih, dua temanku Syifa A dan Hanifa dapet juara ke-3 dan ke-2.  Duuh, malu dong ya, kalau aku nggak dapet juara. Soalnya, 2 orang dari tim speech udah nyabet juara semua. Feeling aku kuat banget kalo Chiesa bakal menang juga, she totally deserve it! Pengumuman juara lomba story telling akhirnya dimulai juga, dengan beberapa bacotan kata sambutan dari nggak tahulah itu siapa namanya. Aku berharap dan berdoa keras bakal dapet juara harapan ke-2. Ternyata nggak dapet. Juara harapan 1 juga enggak. Juara ketiga diraih temen SDku, Ghina, dan terlihat dari ekspresinya seneng banget. Pastinya.. :)

Juara kedua diraih oleh Chiesa. Memang nggak perlu diragukan, sungguh. Dia emang bertalenta banget di bidang ini. Aku yakin banget tahun depan dia bakal nyabet 1st winner-nya. Heran juga kenapa Chiesa nggak dapet ke-1. Dia worth-it banget, menurutku. Aku udah lemas banget dan bilang puluhan kali ke Ma'am Indri, "Ma'am, maaf ya Mam, Ocha ngga bisa menang."

Dan tiba-tiba namaku disebut.

Trus terdengar tepuk tangan. Trus aku langsung nganga sampe berdiameter 5 cm ke arah Ma'am.

Trus aku mendadak kebelet antara pengen boker kentut.

Daaan jadilah aku menyusul Chiesa, berdiri di sampingnya, berdiri di depan penonton dan peserta, serta juri, sebagai juara pertama. Dan ada seseorang spesial yang nongol di depan pintu, nyaksiin aku. Damn, waktunya gak tepat banget. Lagi gak kobe dan muka-muka nahan kebelet nih :(

skip, skip.

Dan dengan bangganya, aku nyebutin nama dan asal sekolah aku. Semua bertepuk tahan. It's a great pleasure, you know. Bahwa aku telah membuktikan kepada mereka yang selama ini menganggapku nggak bisa mencapai apa yang aku raih; bahwa dengan bermodalkan sifat oportunis dan rasa ingin tahuku aku bisa menghasilkan prestasi; bahwa aku bisa memberikan kebanggaan untuk sekolah; dan, bahwa aku bisa mewakili kotaku untuk maju ke tahap provinsi.

One more step. Prove them. Bismillah!

You Might Also Like

0 comments