Paper Towns

4:20 PM

JOHN GREEN IS PROBABLY MY WHOLE LIFE FAVORITE AUTHOR.

Jadi bulan lalu aku beli novel bahasa Inggris pertama dalam hidup aku (yap lebay banget emang). Butuh waktu lama sebenernya buat nentuin pilihan antara Paper Towns-nya John Green sama Lukisan Hujan versi barunya Sitta Karina. Here's my thoughts: Lukisan Hujan versi baru pasti bakal worth it buat dibeli, abisnya banyak scene baru yang lebih detail dan pastinya seru. Hampir semua novel Sitta Karina nggak pernah mengecewakan. Tapi trailer Paper Towns bikin aku penasaran buat baca novelnya. Trailernya aja udah rame banget. Sempet ragu juga sih buat belinya, abisnya mahal The Fault in Our Stars yang aku beli dulu fail abis! Setengah buku pun bahkan nggak aku selesain karena bahasa terjemahannya malesin banget buat dibaca. Padahal udah naro ekspektasi tinggi, gara-gara TFIOS booming banget, bahkan jadi best-seller New York Times. Mungkin karena belinya versi terjemahan kali ya, jadi nggak dapet 'feel'-nya? Sayangnya, karena udah terlanjur kecewa sama buku terjemahan dan juga filmnya yang menurut aku nggak rame, jadi nggak ada niat sama sekali buat baca English versionnya. Sori, papa John (lah, berasa papa sendiri). Tapi begitu baca sinopsis Paper Towns, i was like 'ini mah bukunya kudu dibeli ey parah sinopsisnya aja udah catchy banget'. Besides, i wanted to challenge myself to read an English book and i thought this book is gonna be a good one to start. Jadi dengan sisa-sisa duit akhir bulan yang bikin hati nyesek tiap liat dompet, aku beli buku itu saat itu juga setelah aku selesai baca sinopsisnya.

No regrets.

KARENA. TERNYATA. PARAH. EY. RAME. BANGET.

Dikapitalisasi loh ya. Berarti bacanya kudu pake nada heboh. Dan emang bener ey, nggak nyesel banget belinya karena emang RAME BANGET. Tuh bahkan udah diulang sampai dua kali, dikapitalisasi, dan dibold pula. Nih sinopsisnya:

The thing about Margo Roth Spiegelman is that really i could ever do was let her talk, and then when she stopped talking encourage her to go on, due to the facts that 1. i was incontestably in love with her, and 2. she was absolutely unprecedented in every way, and 3. she never really asked me any question... 
Quentin Jacobsen has always loved Margo from afar. So when she climbs through his window to summon him on an all-night road trip of revenge he cannot help but follow. But the next morning, Q turns up at school and Margo doesn't. She's left clues to her dissapearance, like a trail of breadcrumbs for Q to follow

Masih belum kebayang ramenya? Coba nonton trailernya.





The trailer itself is just so stunning. Casts are perfect, and the musics are too. Abis nonton trailernya aja aku langsung download lagunya, Smile - Mikky Eko, Search Party - Sam Bruno, To the Top - Twin Shadows berkali-kali. Juga muterin trailernya berkali-kali, sampai saat ini. It just successfully made me obsessed. I even remember that 'everyone gets a miracle. My miracle was i'm living up across the street from Margo Roth Spiegelman' line on the beginning of the trailer. I even more obsessed when i finished read the book!

Ternyata bahasanya (walaupun dalam bahasa Inggris) ringan kok, buat dibaca. Kalaupun ada vocab yang nggak tau artinya, tinggal google translate. Jadi keseluruhan ceritanya begini (spoiler pisan ey):

Quentin Jacobsen jatuh cinta banget sama tetangga depan rumahnya, Margo, sejak kecil. Tepatnya waktu mereka berdua nemuin seorang pria yang terbunuh di komplek rumahnya, Q naksir banget sama kepribadian Margo. Dari kecil, Margo emang cinta banget sama misteri. Bahkan dia sampe ngelakuin investigasi kecil-kecilan dari kasus itu. Beda banget sama Quentin yang anaknya tuh play safe, nggak neko-neko dan 'lurus' abis hidupnya. Tapi seiring waktu berjalan dan mereka udah jadi remaja, entah bagaimana mereka jadi practically stranger. Margo salah satu cewek 'it girl' di sekolah sementara Q anak biasa-biasa aja (malah pernah dibully sama Chuck) yang hobinya main game Resurrection bareng Ben dan Radar. Q yang udah remaja masih naksir Margo walaupun ia udah punya pacar. Suatu malam, Margo manjat jendela kamar Quentin dan minta Quentin nemenin dia ngelakuin rencana bales dendam terhadap mantan pacar Margo, Jase yang udah selingkuh sama sahabat Margo sendiri, Becca. OOT dikit nih, kayaknya plot di buku sama di film bakal beda. Kalau di buku, Margo punya 11 revenge plot to do tapi di trailer, dia cuma bilang ada 9. Nah akhirnya, Quentin dan Margo ngelakuin hal-hal gila semalaman itu diam-diam pakai minivan ibunya. Contohnya, kayak mergokin Jase dan Becca lalu motoin mereka dalam keadaan naked, ngerjain mobilnya Lacey, sahabat Margo yang annoying dengan ikan lele, nerobos SunTrust building, dan juga nerobos SeaWorld. Q udah positif banget yakin ketika malam itu berakhir, hubungan dia dan Margo di sekolah nggak akan lagi kayak strangers. Q bahkan nawarin Margo buat duduk bareng dia dan teman-temannya di kafetaria, karena Margo udah 'nggak punya siapa-siapa lagi'. Tapi ternyata Q salah, karena ternyata besok harinya (setelah ngelewatin adventurous epic trip bareng Margo malam harinya), Margo malah hilang berhari-hari dan nggak bisa ditemuin. Ternyata, itu bukan kali pertama Margo kabur dari rumah. Q akhirnya berusaha buat nemuin dimana Margo berada, karena yakin bahwa Margo ninggalin clues yang sengaja ditujuin buat Q. Q yakin Margo emang ninggalin clues supaya dicari sama Q. Tapi, semakin Q nyari tau dan mecahin clue demi clue, semakin Q ngerasa dia nggak mengenal Margo. Dan ternyata memang hampir nggak ada yang benar-benar mengenal Margo selama ini. Contohnya; Q dan teman-temannya nggak nyangka Margo yang sedemikian cewek, it girl abis, bahkan make baju desainer waktu 'malem petualangan' diketahui ngecamp di bangunan bekas yang rada horor. Yang bikin aku jatuh cinta banget sama Q adalah, Q bener-bener cinta sama Margo, bahkan dia ngelewatin prom dan graduation demi ngejar Margo yang ratusan mil jauhnya.

Sumpah, itu plot di atas udah spoiler abis. Ini buku recommended banget buat dibaca, sumpah. Make sure baca English versionnya, ya, biar suasananya dapet. Lebih disaranin lagi kalo kalian liat trailernya dulu, baru baca novelnya, biar lebih kebayang aja.

I even more happier to know that Nat Wolff would be the cast of Q and Cara Delevingne would be the cast of Margo! Sumpah chemistry dan perannya tuh cocok banget (due to the facts that Cara has similar personalities with Margo).


I desperately can't wait :')

You Might Also Like

0 comments