pms sucks

12:13 PM


Jam 5 pagi aku bangun langsung negative thinking. Presentasi sejarah hari ini udah dibuat belum, ya? I have to admit that it sucks for having trust issues. Dari tadi malem pun aku udah overthinking, apakah besok (which means hari ini) kelompokku bakal udah siap presentasi atau belum. Kebetulan Hani yang buat presentasinya. I know that she's someone that i always can count on, but still, aku punya trust issue yang kadang nyebelin. Susahhh banget rasanya mendelegasikan tugas karena aku serba takut--serba takut kalau hasilnya nggak seperti yang aku harap lah, takut nggak tepat waktu lah, takut salah lah. Did i mention that i'm such a jerk perfectionist?

I'm a perfectionist who's having trust issues, also like to procrastinate as well.
Kombinasi kepribadian yang nggak pas banget! Makanya tiap ada tugas kelompok, i often to do it all by myself, walau kadang rasanya stressful. Bukan hal yang bagus memang, karena yang namanya kerja kelompok seharusnya dikerjakan bareng-bareng, kan?

Well, dengan mengerjakan sendiri; pertama, setidaknya bisa bikin tenang karena aku tahu hasilnya berakhir seperti yang kuharapkan. Kedua, bisa meminimalisir kemungkinan adanya 'wah anjir belom beres, lupa. gimana dong?' di menit-menit terakhir deadline. Ketiga, you know when teacher told us to make a team, there are always a dream team, an average team, and a zonk team. Or when the teacher made up a team for us, there's always someone who didn't have responsibility to do their tasks. SELALU ada orang seperti itu. Dan sialnya, aku sering banget dapat orang yang dari awal udah bikin hopeless buat minta dia mengerjakan tugas bagiannya.

Pagi-pagi begitu sampai sekolah, aku langsung nanyain presentasinya udah dibuat atau belum. Thank God, udah. Hfft. Tetapi begitu aku cek materinya, ternyata ada beberapa point yang belum tertera. Punya sisa waktu hanya 15 menit sebelum pelajaran sejarah dimulai, aku buru-buru buka buku dan masukin point yang ketinggalan ke dalam presentasi. Di saat-saat seperti itulah yang bikin aku stressful abis! Aku pengen semuanya udah 'siap' pada waktunya, jadinya aku ngetik sambil degdegan, takut keburu bel dan dipanggil presentasi, tapi materinya nggak lengkap. Aku se-organised dan seperfeksionis itu, makanya aku nggak ngerti konsep 'ngerjain tugas di sekolah sebelum jam pelajaran di mulai'. Mending aku ngerjain PR sampai larut malam--atau begadang sekalian, daripada tidur dalam keadaan PR belum dikerjakan. Yang ada malah nggak bisa tidur.

So the presentation was done. Tapi degdeganku nggak berakhir sampe disitu. Jadi besok (hari Kamis) ada pelajaran sejarah minat dimana aku sebagai ketua kelompok harus nyampein materi Perang Dunia II dan meminta anggota kelompokku buat 50 soal yang kemudian harus diprint dan dilaminating atau bisa ditulis dan kemudian ditempel di kartu. Sebelumnya aku udah minta teman-teman kelompok yang jumlahnya 4 orang untuk membuat 10 soal beserta kunci jawabannya yang berhubungan tentang materi itu, dan aku minta hari ini (rabu) harus udah ada biar bisa aku persiapkan segala sesuatunya untuk besok. I know they can't being counted on, so i ask them to do simple job. Cuma nyari 10 soal dan kunci jawabannya. Biar aku yang mengetik, print, dan laminating karena aku tahu akan sulit buat mengajak mereka kerja kelompok.

But. shit (always) happens. Yang mengerjakan cuma 2 orang. 1 orang lagi hanya mengerjakan setengah, 1 orang lagi tidak mengerjakan sama sekali. Seriously? It's not even a hard task to do. Terlebih ada jeda 2 hari untuk bikin soalnya. Kesal.

Jadi, siang itu pukul 1 aku mabal pelajaran olahraga (yang kebetulan gurunya pun nggak ada) buat cabut nyelesain tugas di Herb & Spice sekaligus numpang wi-fian bareng Hani. Sambil makan kita ketik soal yang sudah dibuat di text box Ms. Word. Sialnya, karena soalnya baru 25, aku harus buat lagi soal-soal lainnya (karena mostly mereka mengambil soal dari internet dan rata-rata soalnya sama) dari buku, lalu buat kunci jawabannya. Hani nyerah, capek dan pulang duluan jam 5 sore. Udah 4 jam kita di sana. Aku lanjut mengerjakan (sembari stress) di sana sambil terpaksa nenggak kopi--reboosting energy. Badanku udah pegal-pegal. Punggungku sakit. Oh, dan kenapa juga latte art yang kupesan harus bergambar babi?! Do i look like one? Do my screwed-up-face right now look like a pig? Or hey, perhaps the barista could read up my mind! Because i really wanna scream 'babi! babi abis orang-orang yang kerjanya males-malesan dan nggak bertanggung jawab' right now. Sorry. Inappropriate.



Targetku jam 6 maghrib harus selesai semuanya biar begitu pulang sampai di rumah, aku bisa langsung cabut ke warnet untuk ngeprint (karena printer sialanku rusak hft), ngegunting 50 soal printan, dan pergi ke tempat fotokopi buat laminating 50 soal.

Sialnya jam 6 belum selesai. Ada beberapa soal yang opsinya cuma sampai D (harusnya sampai E) dan nggak ada kunci jawabannya, jadi harus aku cari jawabannya terlebih dahulu. Faaaaaak. Degdegan aku mengerjakan (karena nggak tepat dengan waktu yang udah aku targetkan) sampai jam 7 malam, lalu minta Mba Yaya buru-buru menyelesaikan makanannya, biar cepat pulang. Then the overthinking came again, 'gimana kalau warnetnya tutup? Apakah harus ke warnet A atau B (sambil memperkirakan waktu perjalanan yang harus ditempuh)', 'bagaimana kalau tempat laminatingnya tutup?' dan sebagainya. Selalu memikirkan what if(s). Those made me even stress, makanya dikit-dikit aku minta Mba Yaya ngebut.

Pukul delapan aku sampai di rumah, langsung lari ke lantai atas untuk ganti baju dan pergi ke warnet untuk ngeprint soal. Shit. Kalau nggak salah tempat fotokopiannya tutup jam 9. Aku cuma punya waktu maksimal 45 menit buat ngeprint, balik ke rumah, ngegunting-gunting soal, lalu pergi ke tempat fotokopi. Jadi begitu aku siap buat pergi ke warnet untuk ngeprint, aku minta mama dan Mba Yaya buat siap-siap gunting dan bantu aku ngeguntingin soal begitu aku pulang.

Sambil nunggu soal diprint, i was thinking about the others, 'what the heck are they doin right now while i'm screwed up with OUR scores yah?'. Rasanya capek, punggung sakit, ngantuk, dan kucel abis karena belum mandi sore. Printan beres. Balik lagi ke rumah buat guntingin soal yang segitu banyaknya, dibantu sama Mama dan Mba Yaya. Lalu begitu selesai, langsung tancap gas lagi ke tempat fotokopi buat laminating.

I was their last customer sampai gerbang besinya sudah ditutup. Aku nunggu 45 menit sampai jam setengah 10 malam. Lega banget rasanya, tahu bahwa pada akhirnya tugas ini bakal beres dan berakhir seperti yang diharapkan. Lega karena tempat fotokopinya masih buka. Lega karena bisa selesai malem ini. Lega karena nggak usah tidur dengan perasaan nggak enak karena tugas belum beres sementara besok harus udah dikumpulkan.

Begitu sampai di rumah, aku langsung mandi dan lanjut mengerjakan berlembar-lembar PR ekonomi dan matematika. Mama nemenin sampai akhir. Hanya tinggal beberapa soal PR lagi, tiba-tiba air mataku keluar. Capek, kesel, emosi, ngerasa lemah, ngerasa payah, semua jadi satu. Capek, karena literally i'm doing all these tasks sendirian, menguras waktu, tenaga, dan uang. Kesel, karena aku orangnya perfeksionis dan sometimes it kills me. Emosi, karena there's nobody i can count on, rely on, or depend on and seems like i have to do these all alone and repeat these kind of moments sampai aku lulus SMA. Ngerasa lemah, karena i've been in this kind of this situation for several times tapi nggak pernah ngerasa se-weak dan se-menye ini sebelumnya.

Mum knows. Beliau bilang nggak ada gunanya kesal dan mengharapkan orang lain. Di kondisi seperti ini, aku yang harus build a mindset kalau group task itu tugas individualku, karena mencoba untuk turut nggak peduli pun aku nggak bisa dan bawaannya makin stres sendiri. I knew, i always knew. Tapi nggak tahu kenapa mendadak rasanya lebih berat, lebih bikin kesal, bikin sensi, bikin keki, bikin sebel. It's not the first time i'm handling this kind of situation. Malah saking seringnya aku udah 'kebal' menghadapi tugas kelompok yang bertransformasi jadi tugas individu. Then i found out something.

Bentar lagi tanggal gue dateng bulan.
Yes, that pre-menstruation syndrome.

PMS sucks, ya. Semuanya mendadak bikin ngeselin. Bikin overthinking. Bikin cape. Bikin semua orang seems more bitchy. Bikin ngerasa lemah. Bikin mood-swing. Bikin emosi. Bikin ngerasa life sucks and i'm totally screwed up.

Fudge.

PMS sucks. Life sucks. School sucks.Group task sucks. Dealing with irresponsible people sucks.

You Might Also Like

0 comments